Edisi baper.
Hai, sesorang yang jauh disana? Apakabar hujanmu? Indah bukan
setiap hari selalu ada hujan. Kamu tahu arti kebahagiaan? Kebahagiaan yang kamu
harapkan itu seperti apa?
Kamu bahagia disana kan?
Terkadang, iseng saja aku meluangkan waktu untuk sekedar
mengingat apa yang pernah kulakukan. Seperti saat ini, mungkin karena sore tadi
yang sempat membuatku baper. Iya, sore tadi membawaku kembali kepada masa lalu
yang menurutku indah.
Hari ini dan mungkin hari seterusnya aku sudah tidak harus
mempedulikan hujan yang selalu jatuh didepanku. Hari ini juga aku benci hujan,
aku benci mendung dan aku benci langit. Aku tidak mau mementingkan egoku
sendiri, berusaha selalu menyukai hujan yang salah.
Hari ini juga aku kehilangan pelangiku, aku kehilangan suara
indah tetesan hujan, aku kehilangan setiap rasa hujan yang jatuh ke bumi.
Bertahan pada rasa yang salah, bertahan terhadap impian yang
salah. Walau tidak semudah itu membenci hujan, tidak sesingkat itu melupakan
keindahan pelangi aku akan mencobanya. Aku tidak mau salah melangkah lagi,
terjatuh lagi.
Oh iya, bagiku sekarang mungkin ini jalan yang harus kupilih.
Aku benci hujan, namun selamanya rasa sukaku pada hujan tetap masih ada namun
dengan pengertian yang berbeda. Karena, terkadang benci bukan berarti kita
tidak suka. Aku memutuskan untuk membenci hujan, karena aku tidak ingin kecewa
dengan hujan. Karena aku tidak mau terlalu berharap hujan datang, padahal belum
waktunya dia datang.
Aku membenci hujan, aku melupakan keindahan pelangi karena
aku hanya ingin menjaga. Tidak lebih. “Kalau bisa aku mencintainya secara diam,
maka aku lebih memilih membecinya hanya karena aku ingin menjaga rasaku yang
masih sama.”
-I hate rain, but i can't hate drizzle-
Don’t be angry with
the rain; it simply doesn’t know how to fall upwards
Vladimir nabokov
Tidak ada komentar:
Posting Komentar