Jumat, 22 Januari 2016

Journey to "Paradise of Beach"

21 Januari 2016

Bismillahirrokhamnirrokhiim J

Alhamdulillahirobbil’alamiiin, Ya Robbi, Thanks for everythings. Everythings that can I see, everythings that can I see, everythings that can I do, everythings that can I say but I can’t say something so real. It’s very amazing Ya Robb! –speechless-

Semuanya berawal dari pertemuan kita pada suatu hari. Pertemuan kita yang ternyata membawa banyak keberuntungan dan keberkahan. Pertemuan yang membuat kita menjadi layaknya keluarga, pertemuan yang membuat kita saling melengkapi, pertemuan yang membuat kita semakin lebih sempurna.

Jogjakarta, sebut saja tempat kita dipertemukan. Jogjakarta, kota yang menjadi saksi dalam beberapa tahun ini. Jogjakarta, tempat dimana kenangan-kenangan keren itu muncul dan menyimpan segala rahasia dari masing-masing. Jogjakarta, terimakasih telah menjadi tempat yang spesial untuk kita. Jogjakarta selalu mengingatkan terhadap pertemuan kita yang sangat indah.

Hanya bermula dari menuntut ilmu di kampus yang berada di Kota Pelajar di Indonesia, kita menjadi sangat akrab. Yeah, merasa mempunyai keluarga yang bisa mengisi kekosongan hari. Kebersamaan kita selama 2.5 tahun ini membuat bukti bahwa kita telah bersedia untuk saling melengkapi apasaja kekurangan dari masing-masing. Hingga kenangan yang kita ciptakan sungguh lebih sempurna karena adanya “kita” yang berbeda-beda namun tetap sama.
Di Kereta Sri Tanjung
----------------------------
Hari ini, kaki ku berdiri tegak di tanah kelahiran sahabatku, Ahmad Tahalli. Kota Mataram, pertama kalinya kaki ku melangkahkan ke pulau timurnya Bali. Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun rencana ini dibuat, akhirnya Januari 2016 menjadi saksi bahwa aku dan kawan-kawan telah menunaikan janji untuk tiba ke Pulau dengan sebutan “Paradise of Beach” atau “Paradise of Gili”.

Perjalanan ku untuk sampai di Pulau yang MasyaAllah kerennya ini, juga membutuhkan perjuangan yang tidak kalah kerennya. Setelah beberapa fase tertunaikan (amanah hima) yang membuat kita harus menunggu untuk bisa liburan dengan tenang. Maklum, sahabatku yang lahir di Kota Mataram tepatnya Desa Kekeri ini menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa. Harusnya perjalanan keren ini diikuti oleh beberapa teman seperjuangan hima, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan membuat beberapa dari mereka membatalkan ikut.

Perjalanan itu dimulai sejak tanggal 21 Januari 2016 pukul 07.15 WIB hari Kamis.
Pagi-pagi sekali Akbar dan Agus sampai di kosan ku untuk menjemput sampai stasiun Lempuyangan. Kurang lebih pukul 06.00 WIB aku berangkat menuju Stasiun Lempuyanyan bersama si Blue (motor Bapak). Sempat menunggu beberapa menit untuk langsung masuk di kereta. Sri Tanjung, nama kereta yang mengantarkan kami menuju Banyuwangi. Tepat pukul 07.15 kereta kamipun berangkat menuju stasiun-stasiun tujuan. Kami berpersonil 8 orang termasuk (temen Ali) si Totok, aku, Ali, Agus, Akbar, Wibi, Erry dan Ferry.

Kereta yang kami naiki memang kereta ekonomi karena cukup ekonomis juga membayarnya (cukup 100.000 rupiah), namun kami tetap bahagia dan menikmati perjalanan. Perjalanan kereta yang cukup lama selama 14 jam membuat kami harus mencari berbagai aktivitas di kereta. Aku sempat tidak tenang karena ternyata ada tugas yang harus dikumpulkan, laporan observasi Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran. Di keretapun sempat mengerjakan tugas, untung sekali si Akbar membawa Laptop kesayangannya ( katanya sih ga bisa pisah sama laptopnya :D ). Selain mengerjakan tugas, kami nonton filem, makan, cerita dan tidur.

21 Januari 2016 pukul 21.15 WIB kereta Sri Tanjung sampai di stasiun Banyuwangi, lanjut jalan untuk menyeberang di pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk Bali. Cukup dengan 6.000 rupiah kami menyeberang untuk sampai di Pulau Bali. Penyeberangan sekitar pukul 22.00 WIB ternyata sampai tengah-tengah penyeberangan sudah berganti waktu menjadi WITA. Sekitar pukul 23.25 WITA kami sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Untuk sampai di Pulau Lombok kami masih perlu menyeberang lagi di pelabuhan Padang Bai. Untuk sampai di Padang Bai kami perlu mencari bus di terminal.
Pelabuhan Ketapang

Bus yang mengantarkan kami ke Pelabuhan Padang Bai berangkat pukul 01.45 WITA. Sempat bosan karena capek dan mengantuk dan bus tidak berangkat-berangkat. Pukul 06.45 WITA kami sampai di pelabuhan Padang Bai setelah perjalanan dengan bus yang ber AC alami. Hehehe, bus yang ekonomis dengan membayar 60.000 rupiah dengan 5 jam perjalanan. Kami di bus juga gabung dengan kawan-kawan dari Jogjakarta yang mau backpackeran ke Lombok juga. Kami bertemu di stasiun Banyuwangi, karena bertujuan sama kami memutuskan bersama-sama.
Di Kapal Menuju Pelabuhan Lembar
Di atas Kapal

Setelah sampai di pelabuhan Padang Bai, kami langsung membeli tiket penyebrangan yang akan mengantarkan kami ke pelabuhan di Pulau Lombok, Pelabuhan Lembar. Cukup dengan 41.000 rupiah kami bisa menaiki kapal yang kece banget, berbeda sekali dengan kapal yang menyeberangkan kami dari pulau Jawa menuju pulau Bali. Kapal yang ber-ruang AC dan menyajikan pemandangan yang MasyaAllah kerennya. Penyeberangan ini sekitar 4 jam perjalanan, kapal berangkat pukul 08.00 WITA sampai pelabuhan Lembar pukul 11.30 WITA.

Setelah sampai di pelabuhan Lembar sekitar mau jum’atan, kami harus menunggu jemputan Bapak Ali. Pengalaman keren juga lhoh, kami dijemput dengan mobil pick-up yang katanya mobil dengan AC alami, dan kalu misalnya hujan bakal kehujanan, dan kalau panas bakal kepanasan. Haha, it’s my first experience! Amazing guys! Greatfull bingit! Untung saja tidak ada pak Polisi yang menangkap kami.
Naik Pick-up

Sesampainya di rumah Ali kami disambut hangat dengan sambutan bahasa khas sana (red : bahasa Sasak). Bahasa undetected banget di kosa kata ku selama 20 tahun ini. Hanya bisa bengong kanan dan bengong kiri. Setelah aku sholat dhuhur, keluarga Ali menyiapkan makan siang untuk kami. Setelah lebih dari 24 jam kami tidak makan nasi. Rasanya semua makanan khas Lombok yang terdiri dari plecing kangkung, abon rusa (kata Ferry) dkk bakal kami habiskan semuanya. Hehe
Perkenalan dengan Keluarga Ali
Mbolang di Sawah

Setelah makan, kami langsung istirahat sampai sore dan dilanjut jalan-jalan ke sawah-sawah (ceritanya aku Agus dan Erry main bolang-bolangan). Hehe, salahnya sih tempatnya asyik banget untuk main air, main sawah dan yang penting sahabat alam pokoknya. Karena waktu sudah menunjukkan maghrib, maka kami sholat maghrib dilanjut ngaji sampai isya’. Bada isya ada perkenalan dari keluarga Ali dan dari kami. Lucu-lucu lho ya, kami yang berasal dari berbagai daerah dan membawa budaya yang berbeda-beda. Setelah sambutan dari keluarga Ali, kami lanjut makan dan rapat mengenai jadwal kami di Lombok.

Hari kedua di Lombok, kami akan diajak main ke Lombok tengah. Entah kemana, yang pasti aku bakal menikmati “Paradise of Beach nya Indonesia. Tunggu ceritaku yang lain ya J


Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...