Kamis, 15 Maret 2018

HARI KESEMBILAN PPL

Kamis, 15 Maret 2018.

Melengkapi dan merevisi administrasi guru. Masih belum ada yang baru aktivitasnya, pagi piket di depan dilanjutkan diskusi A to Z di basecamp depan, dan bimbingan dengan Pak Agus dan Pak Sulung.

Ibarat naik kapal, hari ini lebih ke kapal yang bocor dan perlu segera diperbaiki atau semua akan tenggelam. Entahlah, rasanya dari tadi siang pingin nangis dan bahkan saat menulis tulisan ini aku menangis lagi.

Iya, tadi bimbingan dengan Pak Agus, dan yang baru ngeprint administrasi hanya aku. Fiks, punyaku yang di oret-oret dan dibenerin. Setelah itu, aku izin beberapa jam karena ada janji dengan anak sebelah (SMK 3). Entahlah, masih banyak lagi administrasi yang harus dilengkapi. Apapun itu.

Oke, aku pergi dengan squad SMK 3. Aku tau ini juga sangat penting buat mereka yang di SMK 3 nyaman. Eh, balik-balik ke basecamp, semua masih fokus sama kerjaan sendiri-sendiri. Dan yang bikin hati ini tercabik-cabik, engga ada yang ngurus jadwal mengajar ataupun matrik dan segalanya. Ya Alloh, aku down. Okelah, aku maklum. Mereka sedang sibuk mengurus semua perlengkapan mereka yang harus dikumpulkan jam 3. Kan, punya uswa guru pamongnya ga minta?
Okelah, aku sholat dhuhur dulu agar tenang. Setelah itu aku menyelesaikan jadwal mengajar kelompok, ngedit satu persatu, mbenerin matrik, nginstall driver printer jurusan, dan aku hanya bisa membantu mereka mengeprint hingga jam 3. Dan, satupun fileku tidak sempat aku revisi karena emang leptop juga sedang dipakai.

Aku termenung. Aku bingung harus gimana. Tiba-tiba hatiku memberontak. Kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang mengerjakan banyak hal itu? padahal itu juga untuk kelompok? mengapa harus aku yang selalu mengalah di setiap saat? Mengapa harus aku dulu yang selalu jadi bahan percobaan? Selalu dimanuti? Kenapa aku?

Fiks. Aku sebel sama diriku sendiri. AKU TERNYATA TIDAK IKHLAS. Hatiku tidak bisa menerima perlakuan itu. Tapi padahal, itu diriku sendiri yang membuat sakit. Aku bukan tipe orang yang easy going ternyata. Sebenarnya ga masalah, mau mereka menyelesaikan tugas mereka dulu. Ga masalah. Tapi apakah mereka juga mikirin tugasku? Apa mereka mikir juga kalau aku juga harus menyelesaikan sama seperti yang mereka kerjakan.

Sayangnya, mereka berfikir aku bisa melakukan semua sendiri, sehingga apapun aku bisa membantu mereka. Padahal sebenarnya aku lemah, aku tidak sekuat yang mereka pikirkan. Tapi yaudahlah. Di kelas juga gitu, dan hampir di manapun.
AKU KUDU MENGALAH. AKU KUDU MENDAHULUKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN. AKU KUDU SABAR. AKU KUDU KUAT. AKU KUDU BISA JADI PENGAYOM.

Aaaaaaaak, banyak yang ingin kutulis. tapi sepertinya airmata ini tidak bisa diajak kompromi. Oke, aku cuma perlu istirahat sejenak. Kabur dari Jogja. Lupakan semua tugas yang menumpuk. Lupakan Pertika. Lupakan lupakan lupakan.

Besok aku juga akan baik-baik saja.:)

Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...