“Selamat, untuk hatimu yang kini
telah berubah.”
Waktu mengajarkan lebih untuk
bersabar, layaknya aku bersabar dalam mengenalmu. Dalam diam, aku tidak pernah
sedikitpun menyalahkanmu. Menyalahkan kehadiranmu, aku mensyukurinya.
Mengenalmu. Waktu terus berjalan
dan aku tidak selalu bisa memahami setiap apa yang kau ucap.
Mengenalmu. Aku ingin
menyampaikan bahwa setiap aku bertemu dengan seseorang setelahmu, itu yang
membuatku bisa melupakan lara. Ya, walau aku masih belum bisa sepenuhnya lupa
soal lara. Aku masih belum bisa sepenuhnya menerima segala tentangmu.
Yang kutahu, selama
bertahun-tahun ini kau tak pernah memiliki rasa yang sama. Kau sama sekali tak
pernah melihatku ada.
“Selamat, untuk hatimu yang kini
telah berubah.”
Di saat aku bisa mengikhlaskan
semuanya, kau muncul tiba-tiba. Ya, sekedar menyapa dan sedikit membaca tentang
jejakku. Aku diuji dengan kehadiranmu. Aku diuji dengan segala hal tentangmu
yang telah berlalu. Apakah ini sebuah janji yang belum usai?
“Selamat, untuk hatimu yang kini
telah berubah.”
Semoga aku tidak apa-apa. Semoga
aku sebahagia seperti biasanya. Ah, itu sudah terlalu biasa bagiku. Tertawa
disetiap nestapa. I’m okay.
Jadi, dalam mengenalmu dan
memahamimu aku menemukan kekuatan dalam diriku. Aku menemukan diriku yang lebih
dewasa dari sebelumnya. Mengenalmu membuatku lebih bisa tersenyum untuk setiap
hal yang tidak sesuai keinginanku. :)
Untuk kesekian kalinya aku berterimakasih atas luka yang sama dan lima tahun telah berlalu :')
2 komentar:
Siapa sih mbaa..?
siapa ya :)
seseorang yang tidak akan pernah paham, bagaimana rasanya bertumbuh dengan luka :D
Posting Komentar