Akhirnya bukan aku yang menang dalam perlombaan ini, tapi kamu. Ternyata untuk bisa menerima orang lain dengan ikhlas harus diawali dengan menerima diri sendiri dengan ikhlas pula.
Menerima. Setiap apapun yang berasal dari hati, akan kembali ke hati pula. Sebanyak apapun kita menutup diri, setia yang kita katakan dengan hati seyogyanya memang harus diterima dengan hati pula.
Setiap hari, kekurangan-kekurangan kita akan sedikit menghambat kita dalam melangkah ke depan. Namun, kekurangan yang tidak bisa kita terima dengan lapang dada yang menghambat kita. Lho, kenapa begitu?
Bagaimanapun kita akan menerima kekurangan orang lain, kalau kekurangan kita sendiri saja tidak bisa kita terima?
Keterbatasan itu anugerah. Kita harus memahami kalimat tersebut. Hidup dalam zona yang tidak mudah adalah anugerah. Sebanyak apapun kekurangan kita, yang menyayangi kita tidak peduli tentang itu. Orang yang benar-benar sayang akan selalu melengkapi kekurangan orang lain.
Mau sampai kapan kita terjebak akan keterpurukan? Kita punya Allah :)
Kita punya Allah:)
Jadi, bukankah hakikat hidup itu menerima? Menerima dengan ikhlas yang telah Tuhan berikan. Menjadikan musibah dan nikmat sebagai alasan untuk menjadi pribadi yang pandai bersyukur.
Kita tidak pernah salah berada dalam kondisi serba kekurangan. Kita hanya diperintahkan untuk menerima dengan lapang dada. Dengan hati.Karena, semua yang dari hati akan memenangkan dan memenangkan:)
Rintik Hujan #SabtuPagi
21 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar