Kamis, 15 Januari 2015

Apa sebenarnya makna “mudik” menurut mu?



Apa sebenarnya makna “mudik” menurut mu?

Alhamdulillah masa UAS semester 3 sudah selesai. Untuk sampai pada titik ini banyak sekali yang harus dilalui. Entah sudah berapa tahap yang sudah aku lalui. Tahap yang melelahkan pastinya, tetapi aku banyak dapat hal yang baru untuk semester ini. :)

Saat aku menulis ini aku sedang menunggu kedatangan kereta api yang akan mengantarkaan keberangkatan mbak Intan (mbak kos) untuk pulang ke Banyumas. Sebelumnya kemarin aku sudah mengantar mbak Intan  kesini, dan alhasil mbak intan ketinggalan kereta karena miskom sama pengurus disana. Jadi, untuk kali ini kami sudah berangkat sejak pukul 13.30 WIB dan harus memastikan keretanya (kereta Logawa).

Aku banyak belajar dari orang-orang disekelilingku, saat ini aku sedang melihat banyak orang sedang berkerumunan di hall stasiun Lempuyangan. Yang aku tahu sekarang, saat ini ada beberapa orang yang sangat bahagia karena ingin bertemu dengan sanak saudara, teman, kawan, anak, istri, suami atau entah *pacar. Ada juga yang mau liburan entah kemana, intinya walaupun duduk lesehan di lantai hall stasiun tetapi sekelompok orang itu sangat bahagia. Aku kira sekelompok muda-mudi tersebut mau liburan, entah liburan kemana yang penting mau happy-happy melepas penat sebelum ini (mau naik gunung kayaknya *lihat tuh tasnya :D ). Mereka  sempat bernyanyi bareng, cerita bareng dan main-mainan anak-anak. Jadi keingat waktu aku juga sering melakukan hal tersebut dengan teman-teman kampus kalau sedang menungggu apapun (misal: makan).

Dan saat ini di depanku pas, ada sepasang bapak ibu yang sedang menunggu kedatangan kereta di kursi tunggu. Seorang Ibu tesebut terlihat terlalu capek atau sakit hingga memutuskan tidur dikursi ditemani seorang Bapak tersebut. Begitu setianya ya? Mungkin suatu kesetiaan bisa dilihat saat menunggu. Melihat banyak orang yang lalu lalang, mondar mandir di jalan hall dan tidak tahu mau ngapain, lebih baik menunggu dengan tenang penuh kesetiaan seperti pasangan ini.

Ini mungkin saat yang aku sukai, tetapi mungkin bukan disukai oleh orang-orang lain yaitu menggeret koper dan langsung mengantri untuk masuk ke Kereta. Hey, aku sangat suka perjalanan. Bagiku perjalanan itu seperti mengukir kenangan indah yang akan aku ingat sampai kapanpun. Perjalanan itu menjemput setiap  kebahagiaan yang belum kita raih. Perjalanan itu menjawab sebagian pertanyaan-pertanyaan yang masih mengambang di fikiranku. Perjalanan itu menyisakan sejuta  kenangan antara aku dan setiap detik pandangan yang aku pandang. Itulah perjalanan menurutku.

Saat aku menulis ini mungkin orang-orang yang aku rindukan sedang berkelebat dengan pekerjaannya, mungkin orang-orang yang akan pergi sedang merasa senang ataupun merasa sedih, mungkin saat ini ada orang-orang yang sedang menanti kepulangan orang yang disayanginya, mungkin ada orang yang saat ini ingin pulang tapi tidak bisa pulang, mungkin ada orang yang yang ingin pergi dari rumah karena sudah tidak tahan dengan kondisi dirumahnya, mungkin ada orang yang sedang sibuk dengan pekerjaanya tapi fikirannya bukan pada pekerjaannya. Yah, seperti saat ini. Aku menulis tetapi hati ku tidak disini, tetapi dirumah.

Mungkin memang aku bukan orang yang seribet ini kalau mau mudik seperti orang-orang yang ada di hall ini. Tahu sendiri kalaupun mau mudik aku hanya butuh waktu 1 jam untuk pada akhirnya sampai dirumah. “Mudik” apa sih mudik menurutmu? Mudik=kembali, mudik=melepas rindu, mudik=membayar hutang kepada orang yang sedang rindu?? Apapun itu menurutmu, aku harap “mudik” menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri untuk para pemudik. Sebuah liburan yang menjanjikan ribuan kenangan.

Sempat iri sama mereka yang sekarang sudah bisa ber birrulwalidain dirumah, bisa bantu-bantu dirumah, yang sekarang sudah tidak ada hutang kewajiban, dan sekarang yang sudah bisa menikmati yang namanya 100% liburan (red: HOLIDAY). Entahlah mau seperti ini sampai kapan kawan, masih bergelut tugas TA yang sangat membuat diri ini tidak bisa menikmati udara segar, masih bergelut tanggungjawab di organisaasi, masih bergelut untuk menyelesaikan program pribadi. Kamu pernah 1 hari ga ketemu keluarga? Aku pernah :’) kamu pernah ga ketemua keluarga 1 minggu? Aku juga pernah, emm Apa kamu udah pernah ga ketemu keluarga selama 1 bulan? Aku belum pernah. Dan kalau semisal membayangkan sepertinya ga kuat. Hehe,


Entahlah, aku menganggap mudik itu sebagai ajangku untuk bayar utang rindu orangtuaku, untuk ber-birrul walidain dan untuk memnuhi janji-jani yang belum sempat terbayar. Kembali ketempat awal itu rasanya menghapus segala kenangan buruk selama kita pergi ketempat baru. Jadi inget sekarang dirumah sedang lengkap ada Bapak, Ibu, Masku yang belum nikah (semoga cepat nikah ya ), ada masku yang udah nikah (semoga langgeng ya  ). Ada istrinya, ada keponakan tercinta (dek rafa :D), ada mbak ku. Coba saja aku dirumah, bakal ada keluarga kecil yang akan bahagia sekali melihat keluarga kecil ini tapi sangat lengkap dan penuh kebahagiaan. Seperti kataku tadi, perjalanan mudikku itu untuk menjemput sejuta kebagiaan.

Dan pada akhirnya dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun kita harus  bisa menyesuaikan diri. Harus bisa berkembang dalam kondisi apapun (pesan Mas Aditio Agung Nugroho) dan tetaplah menjadi kebanggaan untuk semua orang. Sesungguhnya yang sederhana itu sangat indah, sesungguhnya sesuatu pasti akan indah pada waktunya :).


"aku adalah sebatang pohon yang takkan berguna
tanpa dahan, ranting dan daun. Dan takkan terliat indah 
tanpa dilengkapi olehmu "

Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...