Apa sebenarnya makna “mudik” menurut mu?
Alhamdulillah masa UAS semester 3 sudah
selesai. Untuk sampai pada titik ini banyak sekali yang harus dilalui. Entah
sudah berapa tahap yang sudah aku lalui. Tahap yang melelahkan pastinya, tetapi
aku banyak dapat hal yang baru untuk semester ini. :)
Saat aku menulis ini aku sedang menunggu
kedatangan kereta api yang akan mengantarkaan keberangkatan mbak Intan (mbak
kos) untuk pulang ke Banyumas. Sebelumnya kemarin aku sudah mengantar mbak Intan
kesini, dan alhasil mbak intan ketinggalan kereta karena miskom sama pengurus
disana. Jadi, untuk kali ini kami sudah berangkat sejak pukul 13.30 WIB dan
harus memastikan keretanya (kereta Logawa).
Aku banyak belajar dari orang-orang
disekelilingku, saat ini aku sedang melihat banyak orang sedang berkerumunan di
hall stasiun Lempuyangan. Yang aku tahu sekarang, saat ini ada beberapa orang
yang sangat bahagia karena ingin bertemu dengan sanak saudara, teman, kawan,
anak, istri, suami atau entah *pacar. Ada juga yang mau liburan entah kemana,
intinya walaupun duduk lesehan di lantai hall stasiun tetapi sekelompok orang itu sangat
bahagia. Aku kira sekelompok muda-mudi tersebut mau liburan, entah liburan
kemana yang penting mau happy-happy melepas penat sebelum ini (mau naik gunung
kayaknya *lihat tuh tasnya :D ). Mereka
sempat bernyanyi bareng, cerita bareng dan main-mainan anak-anak. Jadi
keingat waktu aku juga sering melakukan hal tersebut dengan teman-teman kampus
kalau sedang menungggu apapun (misal: makan).
Dan saat ini di depanku pas, ada sepasang bapak
ibu yang sedang menunggu kedatangan kereta di kursi tunggu. Seorang Ibu tesebut
terlihat terlalu capek atau sakit hingga memutuskan tidur dikursi ditemani
seorang Bapak tersebut. Begitu setianya ya? Mungkin suatu kesetiaan bisa
dilihat saat menunggu. Melihat banyak orang yang lalu lalang, mondar mandir di
jalan hall dan tidak tahu mau ngapain, lebih baik menunggu dengan tenang penuh
kesetiaan seperti pasangan ini.
Ini mungkin saat yang aku sukai, tetapi
mungkin bukan disukai oleh orang-orang lain yaitu menggeret koper dan langsung
mengantri untuk masuk ke Kereta. Hey, aku sangat suka perjalanan. Bagiku
perjalanan itu seperti mengukir kenangan indah yang akan aku ingat sampai
kapanpun. Perjalanan itu menjemput setiap
kebahagiaan yang belum kita raih. Perjalanan itu menjawab sebagian
pertanyaan-pertanyaan yang masih mengambang di fikiranku. Perjalanan itu
menyisakan sejuta kenangan antara aku
dan setiap detik pandangan yang aku pandang. Itulah perjalanan menurutku.
Saat aku menulis ini mungkin orang-orang yang
aku rindukan sedang berkelebat dengan pekerjaannya, mungkin orang-orang yang
akan pergi sedang merasa senang ataupun merasa sedih, mungkin saat ini ada
orang-orang yang sedang menanti kepulangan orang yang disayanginya, mungkin ada
orang yang saat ini ingin pulang tapi tidak bisa pulang, mungkin ada orang yang
yang ingin pergi dari rumah karena sudah tidak tahan dengan kondisi dirumahnya,
mungkin ada orang yang sedang sibuk dengan pekerjaanya tapi fikirannya bukan
pada pekerjaannya. Yah, seperti saat ini. Aku menulis tetapi hati ku tidak
disini, tetapi dirumah.
Mungkin memang aku bukan orang yang seribet
ini kalau mau mudik seperti orang-orang yang ada di hall ini. Tahu sendiri
kalaupun mau mudik aku hanya butuh waktu 1 jam untuk pada akhirnya sampai
dirumah. “Mudik” apa sih mudik menurutmu? Mudik=kembali, mudik=melepas rindu,
mudik=membayar hutang kepada orang yang sedang rindu?? Apapun itu menurutmu,
aku harap “mudik” menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri untuk para pemudik.
Sebuah liburan yang menjanjikan ribuan kenangan.
Sempat iri sama mereka yang sekarang sudah
bisa ber birrulwalidain dirumah, bisa bantu-bantu dirumah, yang sekarang sudah
tidak ada hutang kewajiban, dan sekarang yang sudah bisa menikmati yang namanya
100% liburan (red: HOLIDAY). Entahlah mau seperti ini sampai kapan kawan, masih
bergelut tugas TA yang sangat membuat diri ini tidak bisa menikmati udara segar,
masih bergelut tanggungjawab di organisaasi, masih bergelut untuk menyelesaikan
program pribadi. Kamu pernah 1 hari ga ketemu keluarga? Aku pernah :’) kamu
pernah ga ketemua keluarga 1 minggu? Aku juga pernah, emm Apa kamu udah pernah
ga ketemu keluarga selama 1 bulan? Aku belum pernah. Dan kalau semisal
membayangkan sepertinya ga kuat. Hehe,
Entahlah, aku menganggap mudik itu sebagai
ajangku untuk bayar utang rindu orangtuaku, untuk ber-birrul walidain dan untuk memnuhi
janji-jani yang belum sempat terbayar. Kembali ketempat awal itu rasanya
menghapus segala kenangan buruk selama kita pergi ketempat baru. Jadi inget
sekarang dirumah sedang lengkap ada Bapak, Ibu, Masku yang belum nikah (semoga
cepat nikah ya ), ada masku yang udah nikah (semoga langgeng ya ). Ada
istrinya, ada keponakan tercinta (dek rafa :D), ada mbak ku. Coba saja aku
dirumah, bakal ada keluarga kecil yang akan bahagia sekali melihat keluarga
kecil ini tapi sangat lengkap dan penuh kebahagiaan. Seperti kataku tadi,
perjalanan mudikku itu untuk menjemput sejuta kebagiaan.
Dan pada akhirnya dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun kita harus bisa menyesuaikan diri. Harus bisa berkembang dalam kondisi apapun (pesan Mas Aditio Agung Nugroho) dan tetaplah menjadi kebanggaan untuk semua orang. Sesungguhnya yang sederhana itu sangat indah, sesungguhnya sesuatu pasti akan indah pada waktunya :).
"aku adalah sebatang pohon yang takkan berguna
tanpa dahan, ranting dan daun. Dan takkan terliat indah
tanpa dilengkapi olehmu "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar