Sabtu, 10 Januari 2015

Aku, Kau dan Kenangan



Bismillahirrokhmanirrokhiiim :)

Bagaimana malam harimu saat ini? Mengagumkan? Aku harap semua lancar seperti apa yang kau bayangkan. Kali ini aku akan bercerita mengenai sahabat, kawan, juga keluarga. Entahlah aku mau bercerita yang mana, tetapi setelah keputusan kemarin malam itu cukup membuatku lega. Keputusan-keputusan yang sangat menyakitkan menurutku, tetapi  itu dulu. Kini aku telah melewati masa-masa berat yang mengganggu hati dan perasaanku :’)

Kalau bercerita mengenai teman, kawan, sahabat yang terlintas dibenakku adalah “mereka” ataupun “semua tentang kita”. Alhamdulillah, aku adalah orang yang paling beruntung yang dipertemukan oleh kalian. Aku ibaratkan “aku adalah bibit pohon jeruk yang sangat asam”, tetapi ketika aku bertemu denganmu semua, yang kutahu aku dapat tumbuh ditanah yang subur, setiaphari dirawat dikasih air, pupuk dan obat lain untuk tumbuh menjadi pohon jeruk yang siap untuk dipanen. Masaku sangat panjang hingga kau benar-benar siap untuk berguna untuk orang lain. Nah, dimasa inilah kalian sangat melengkapi segala kekurangan yang ada pada diriku. Silih berganti dari masa kecil ku, aku ingat beberapa orang yang kuanggap teman, kawan ya keluarga dari TK hingga sekarang.

Ingat sekali banyak hal yang harus kita lalui untuk menjadi seperti saat ini. Banyak halangan dan rintangan didepan dan buktinya aku bisa melaluinya dengan kalian. Suatu saat kita akan merindukan hal-hal yang sering kita lakukan, yang mungkin sekarang hanya tinggal kenangan semata. Sekarangpun yang berada di nun jauh disana “aku merindukanmu” seperti aku rindu pada orangtuaku. Kenangan yang tak bisa dibeli dengan apapun, kenangan yang tidak bisa diambil oleh oranglain, kenangan yang bisa membuat kita seperti ini. Sayang, aku bukan tipe orang yang bisa berkata-kata dengan indah, bukan tipe orang yang bisa menulis rangkaian kata-kata indah untukmu hanya saja aku berusaha jadi yang terbaik untukmu.

Kini aku sedang merajut kenangan dengan kawan yang luarbiasa hebatnya, tak perlu kusebutkan namanya J. insyaAllah, kau yang pasti ada didoaku ini, aku belajar banyak dari kalian. Sore ini tentang “kepercayaan dan perasaan”. Tak sengaja aku menyinggung mengenai kepercayaan. Yap, benar sekali bahwa aku terkadang sering emosional, sering sok gapapa, padahal udah nyangkut yang namanya perasaan. Kali ini mengenai perasaan dan kepercayaan. Jelas-jelas sudah dipercaya untuk ini, itu, tiba-tiba tidak amanah. Langsung deh “perasaan” jadi menilai bahwa orang ini kurang ini itu. Huh, disisi lain ternyata kita sendiri yang kurang bisa memahami kondisinya saat itu. Apa yang akan kau lakukan jika ternyata ia juga sudah tidak menaruh kepercayaan lagi padamu?

Simple tapi kompleks mengenai “kepercayaan”. Yang kutahu saat ini kita hanya bisa menjadi seperti keluarga ketika kita benar-benar saling percaya. Kepercayaan mahal harganya dan yang namanya perasaan itu kalau sudah terlanjur tersakiti pasti akan susah untuk membalikan keadaan seperti semula. Sulit (!)
Seperti paku yang dicabut pasti meninggalkan bekas.

Harga mati untuk seorang sahabat yaitu “menjaganya”. Walau saat ini kau benar-benar menilai dirimu dengan sejuta kekuranganmu, tetapi yakinlah mereka adalah pengisi ruang kosong dihati kita, penyembuh sesak dihati kita dan penghapus luka dihati kita. Kini hanya ada satu pilihan SENDIRI atau MENJAGANYA.

Bahkan untuk masa-masa yang sulit yang kulalui sekarang, mereka tetap bisa menjadi penghapus luka ini, pengisi ruang kosong ini, penyejuk di masa kelam ini. Aku telah melaluinya denganmu kawan, butuh bertahun-tahun untuk memberikanmu lencana yang keren untukmu. Aku memang sudah tidak punya kesempatan untuk itu, tetapi karenamu aku masih punya beberapa pilihan untuk hal lain.

“aku yang rindu akan semua kenangan bersama teman, kawan, sahabat dan keluarga”

Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...