Minggu, 11 Januari 2015

Ikan Air Tawar Tidak Bisa Hidup di Air Laut?



Ikan Air Tawar Tidak Bisa Hidup di Air Laut?

ikan air tawar

air laut
-Mengenai sebuah cerita sore yang akan aku ingat sampai kapanpun-

Mengenai aku dan sepenggal keinginan untuk melihat sunset di Parang Tritis.  Sebuah keinginan yang belum pernah kesampaian sampai saat ini juga.

Aku tahu saat aku menuliskan sepenggal kisahku 
ini, kalian sedang menuju kesuatu tempat atau kalian sedang belajar atau kalian sedang meratapi nasib kalian. Bagiku sebuah “keinginan” tidak pasti harus kesampaian saat ini juga. Bagaimana menurut kalian? Harapan, keinginan, kebutuhan, kepentingan, kewajiban mana yang harus ditunaikan terlebih dahulu? Menurutku jawaban itu punya versi masing-masing dari setiap individu.

Senja ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu ntuk menuliskan kisah ini di tempat 2.5m x 2.5m yang selalu jadi saksi bisu semua yang kurasakan. Entahlah dinding, meja, almari, kasur dan semua barang yang ada dikamarku mengerti atau tidak. Aku lenyap senja ini, dilenyapkan oleh sifatku yang menurutmu ini sangat buruk. Bukankah senja ini kita akan menghabiskan waktu untuk menikmati sunset dengan indah?

Itu bukan kehidupanku rupanya. Bagiku semua kegiatan yang membuat kalian nyaman itu baik, tapi bukan untuk hati dan perasaan ku. Seperti yang sering ku sebut “ ikan air tawar tidak bisa di laut”. Memang benar ini aku. Kalaupun saat ini aku harus memaksakan diriku untuk ikut, aku tidak tahu seberapa besar murka orang tuaku padaku? Aku diutus disini bukan untuk melihat sunset bersamamu, bukan untuk melengkapi draft keiginanku yang masih belum tertunaikan.

Kalaupun aku harus memaksa untuk ikut, aku akan merasakan 2 siksaan. Dari hatiku dan dari kawanku. Hey? Aku kenal kawanku itu. Aku kenal dekat. Bahkan ia tidak diajak. Jikalau aku ikut aku takkan bisa memaafkan diriku atasnya. Memang keputusan ini menyakitkan bagimu, pun bagiku juga begitu. Tetapi ketahuilah aku hanya tidak ingin menjadi lebih merasakan hal yang aku tisak suka dan membuatnya terluka.

Kau boleh marahi diriku kawan. Aku mengkhianatimu. Kau boleh mencaciku untuk ini, untuk sifatku dan untuk semua yang aku putuskan tanpa melihat hatimu. Apa yang kurang ketika aku tidak ada? Sama sajakan? Yah, sama saja. Andai sejak tadi kau penuhi janjimu itu, andai kau tadi melihat potongan hatiku yang terluka karena menunggu. Kalau kau penuhi dari tadi mungkin aku masih bisa bertahan  walaupun aku tersakiti. Seperti ikan tawar ketika dimasukkan ke air laut mungkin tidak akan apa-apa jika tidak menunggu terlalu lama. Takutnya kalau dipaksa menunggu terlalu lama bisa mati saat itu juga.

Ketahuilah kawan, aku tipe orang yang tidak suka dibuat kecewa. Coba siapa yang suka dibuat kecewa? Karena aku sudah sangat sering membuat diriku kecewa. Pahamilah kawan kau perlu mengetahui perasaan seseorang. Kau perlu memahamiku juga. Munafiknya aku yang menginginkan kamu untuk memahamimu sedangkan aku hanya memahami diriku saja. Saat ini aku tidak bisa untuk sering menambah toleransiku untukmu, hidupku tidak hanya bersamamu. Masih ada yang harus kutunaikan yang lain. Untuk hal ini, pahamilah juga.

Simple saja saat ini, saling memahami mengerti dan saling percaya. Karena sekarang aku sudah tidak punya kesempatan lebih seperti kalian, sudah tidak punya. Tetapi aku masih punya beberapa pilihan untuk melanjutkan hidup. Hmmm, cukup sudah saat ini. Aku tidak akan marah ataupun benci terhadap kalian. Aku masih harus belajar banyak terhadap kalian. Masih harus bisa menyesuaiakan dengan hidup kalian. Sebalikanya jika saat ini kau mau marah dan benci pada ku tak mengapa. Tapi aku mohon, pahamilah aku :)…
 
"Karena itu aku sebut aku adalah ikan air tawar yang tidak bisa hidup di air laut"
Aku masih sayang kalian karena ALLAH

Semoga masih ada pilihan lagi untuk menikmati sunset bersama kalian. :)

Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...