21 Januari 2016
Bismillahirrokhamnirrokhiim J
Alhamdulillahirobbil’alamiiin, Ya Robbi, Thanks for everythings. Everythings
that can I see, everythings that can I see, everythings that can I do,
everythings that can I say but I can’t say something so real. It’s very amazing
Ya Robb! –speechless-
Semuanya berawal dari pertemuan kita pada
suatu hari. Pertemuan kita yang ternyata membawa banyak keberuntungan dan keberkahan.
Pertemuan yang membuat kita menjadi layaknya keluarga, pertemuan yang membuat
kita saling melengkapi, pertemuan yang membuat kita semakin lebih sempurna.
Jogjakarta, sebut saja tempat kita
dipertemukan. Jogjakarta, kota yang menjadi saksi dalam beberapa tahun ini. Jogjakarta,
tempat dimana kenangan-kenangan keren itu muncul dan menyimpan segala rahasia
dari masing-masing. Jogjakarta, terimakasih telah menjadi tempat yang spesial
untuk kita. Jogjakarta selalu mengingatkan terhadap pertemuan kita yang sangat
indah.
Hanya bermula dari menuntut ilmu di
kampus yang berada di Kota Pelajar di Indonesia, kita menjadi sangat akrab. Yeah, merasa mempunyai keluarga yang
bisa mengisi kekosongan hari. Kebersamaan kita selama 2.5 tahun ini membuat
bukti bahwa kita telah bersedia untuk saling melengkapi apasaja kekurangan dari
masing-masing. Hingga kenangan yang kita ciptakan sungguh lebih sempurna karena
adanya “kita” yang berbeda-beda namun tetap sama.
Di Kereta Sri Tanjung
----------------------------
Hari ini, kaki ku berdiri tegak di
tanah kelahiran sahabatku, Ahmad Tahalli. Kota Mataram, pertama kalinya kaki ku
melangkahkan ke pulau timurnya Bali. Alhamdulillah,
setelah bertahun-tahun rencana ini dibuat, akhirnya Januari 2016 menjadi saksi
bahwa aku dan kawan-kawan telah menunaikan janji untuk tiba ke Pulau dengan
sebutan “Paradise of Beach” atau “Paradise of Gili”.
Perjalanan ku untuk sampai di Pulau
yang MasyaAllah kerennya ini, juga membutuhkan
perjuangan yang tidak kalah kerennya. Setelah beberapa fase tertunaikan (amanah
hima) yang membuat kita harus menunggu untuk bisa liburan dengan tenang. Maklum,
sahabatku yang lahir di Kota Mataram tepatnya Desa Kekeri ini menjabat sebagai
Ketua Himpunan Mahasiswa. Harusnya perjalanan keren ini diikuti oleh beberapa
teman seperjuangan hima, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan membuat
beberapa dari mereka membatalkan ikut.
Perjalanan itu dimulai sejak tanggal
21 Januari 2016 pukul 07.15 WIB hari Kamis.
Pagi-pagi sekali Akbar dan Agus
sampai di kosan ku untuk menjemput sampai stasiun Lempuyangan. Kurang lebih
pukul 06.00 WIB aku berangkat menuju Stasiun Lempuyanyan bersama si Blue (motor Bapak). Sempat menunggu
beberapa menit untuk langsung masuk di kereta. Sri Tanjung, nama kereta yang
mengantarkan kami menuju Banyuwangi. Tepat pukul 07.15 kereta kamipun berangkat
menuju stasiun-stasiun tujuan. Kami berpersonil 8 orang termasuk (temen Ali) si
Totok, aku, Ali, Agus, Akbar, Wibi, Erry dan Ferry.
Kereta yang kami naiki memang kereta
ekonomi karena cukup ekonomis juga membayarnya (cukup 100.000 rupiah), namun
kami tetap bahagia dan menikmati perjalanan. Perjalanan kereta yang cukup lama
selama 14 jam membuat kami harus mencari berbagai aktivitas di kereta. Aku sempat
tidak tenang karena ternyata ada tugas yang harus dikumpulkan, laporan
observasi Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran. Di keretapun sempat mengerjakan
tugas, untung sekali si Akbar membawa Laptop kesayangannya ( katanya sih ga
bisa pisah sama laptopnya :D ). Selain mengerjakan tugas, kami nonton filem,
makan, cerita dan tidur.
21 Januari 2016 pukul 21.15 WIB
kereta Sri Tanjung sampai di stasiun Banyuwangi, lanjut jalan untuk menyeberang
di pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk Bali. Cukup dengan 6.000
rupiah kami menyeberang untuk sampai di Pulau Bali. Penyeberangan sekitar pukul
22.00 WIB ternyata sampai tengah-tengah penyeberangan sudah berganti waktu menjadi
WITA. Sekitar pukul 23.25 WITA kami sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Untuk sampai
di Pulau Lombok kami masih perlu menyeberang lagi di pelabuhan Padang Bai. Untuk
sampai di Padang Bai kami perlu mencari bus di terminal.
Bus yang mengantarkan kami ke
Pelabuhan Padang Bai berangkat pukul 01.45 WITA. Sempat bosan karena capek dan
mengantuk dan bus tidak berangkat-berangkat. Pukul 06.45 WITA kami sampai di
pelabuhan Padang Bai setelah perjalanan dengan bus yang ber AC alami. Hehehe, bus yang ekonomis dengan
membayar 60.000 rupiah dengan 5 jam perjalanan. Kami di bus juga gabung dengan
kawan-kawan dari Jogjakarta yang mau backpackeran
ke Lombok juga. Kami bertemu di stasiun Banyuwangi, karena bertujuan sama kami
memutuskan bersama-sama.
Di Kapal Menuju Pelabuhan Lembar
Di atas Kapal
Setelah sampai di pelabuhan Padang
Bai, kami langsung membeli tiket penyebrangan yang akan mengantarkan kami ke
pelabuhan di Pulau Lombok, Pelabuhan Lembar. Cukup dengan 41.000 rupiah kami
bisa menaiki kapal yang kece banget,
berbeda sekali dengan kapal yang menyeberangkan kami dari pulau Jawa menuju
pulau Bali. Kapal yang ber-ruang AC dan menyajikan pemandangan yang MasyaAllah kerennya. Penyeberangan ini
sekitar 4 jam perjalanan, kapal berangkat pukul 08.00 WITA sampai pelabuhan
Lembar pukul 11.30 WITA.
Setelah sampai di pelabuhan Lembar
sekitar mau jum’atan, kami harus menunggu jemputan Bapak Ali. Pengalaman keren
juga lhoh, kami dijemput dengan mobil
pick-up yang katanya mobil dengan AC
alami, dan kalu misalnya hujan bakal kehujanan, dan kalau panas bakal
kepanasan. Haha, it’s my first
experience! Amazing guys! Greatfull bingit! Untung saja tidak ada pak
Polisi yang menangkap kami.
Sesampainya di rumah Ali kami
disambut hangat dengan sambutan bahasa khas sana (red : bahasa Sasak). Bahasa undetected banget di kosa kata ku selama
20 tahun ini. Hanya bisa bengong kanan dan bengong kiri. Setelah aku sholat
dhuhur, keluarga Ali menyiapkan makan siang untuk kami. Setelah lebih dari 24
jam kami tidak makan nasi. Rasanya semua makanan khas Lombok yang terdiri dari
plecing kangkung, abon rusa (kata Ferry) dkk bakal kami habiskan semuanya. Hehe
Perkenalan dengan Keluarga Ali
Mbolang di Sawah
Setelah makan, kami langsung
istirahat sampai sore dan dilanjut jalan-jalan ke sawah-sawah (ceritanya aku
Agus dan Erry main bolang-bolangan). Hehe, salahnya sih tempatnya asyik banget
untuk main air, main sawah dan yang penting sahabat alam pokoknya. Karena waktu
sudah menunjukkan maghrib, maka kami sholat maghrib dilanjut ngaji sampai isya’.
Bada isya ada perkenalan dari keluarga Ali dan dari kami. Lucu-lucu lho ya,
kami yang berasal dari berbagai daerah dan membawa budaya yang berbeda-beda. Setelah
sambutan dari keluarga Ali, kami lanjut makan dan rapat mengenai jadwal kami di
Lombok.
Hari kedua di Lombok, kami akan
diajak main ke Lombok tengah. Entah kemana, yang pasti aku bakal menikmati “Paradise of Beach” nya Indonesia. Tunggu
ceritaku yang lain ya J