Jumat, 22 Januari 2016

Journey to "Paradise of Beach"

21 Januari 2016

Bismillahirrokhamnirrokhiim J

Alhamdulillahirobbil’alamiiin, Ya Robbi, Thanks for everythings. Everythings that can I see, everythings that can I see, everythings that can I do, everythings that can I say but I can’t say something so real. It’s very amazing Ya Robb! –speechless-

Semuanya berawal dari pertemuan kita pada suatu hari. Pertemuan kita yang ternyata membawa banyak keberuntungan dan keberkahan. Pertemuan yang membuat kita menjadi layaknya keluarga, pertemuan yang membuat kita saling melengkapi, pertemuan yang membuat kita semakin lebih sempurna.

Jogjakarta, sebut saja tempat kita dipertemukan. Jogjakarta, kota yang menjadi saksi dalam beberapa tahun ini. Jogjakarta, tempat dimana kenangan-kenangan keren itu muncul dan menyimpan segala rahasia dari masing-masing. Jogjakarta, terimakasih telah menjadi tempat yang spesial untuk kita. Jogjakarta selalu mengingatkan terhadap pertemuan kita yang sangat indah.

Hanya bermula dari menuntut ilmu di kampus yang berada di Kota Pelajar di Indonesia, kita menjadi sangat akrab. Yeah, merasa mempunyai keluarga yang bisa mengisi kekosongan hari. Kebersamaan kita selama 2.5 tahun ini membuat bukti bahwa kita telah bersedia untuk saling melengkapi apasaja kekurangan dari masing-masing. Hingga kenangan yang kita ciptakan sungguh lebih sempurna karena adanya “kita” yang berbeda-beda namun tetap sama.
Di Kereta Sri Tanjung
----------------------------
Hari ini, kaki ku berdiri tegak di tanah kelahiran sahabatku, Ahmad Tahalli. Kota Mataram, pertama kalinya kaki ku melangkahkan ke pulau timurnya Bali. Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun rencana ini dibuat, akhirnya Januari 2016 menjadi saksi bahwa aku dan kawan-kawan telah menunaikan janji untuk tiba ke Pulau dengan sebutan “Paradise of Beach” atau “Paradise of Gili”.

Perjalanan ku untuk sampai di Pulau yang MasyaAllah kerennya ini, juga membutuhkan perjuangan yang tidak kalah kerennya. Setelah beberapa fase tertunaikan (amanah hima) yang membuat kita harus menunggu untuk bisa liburan dengan tenang. Maklum, sahabatku yang lahir di Kota Mataram tepatnya Desa Kekeri ini menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa. Harusnya perjalanan keren ini diikuti oleh beberapa teman seperjuangan hima, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan membuat beberapa dari mereka membatalkan ikut.

Perjalanan itu dimulai sejak tanggal 21 Januari 2016 pukul 07.15 WIB hari Kamis.
Pagi-pagi sekali Akbar dan Agus sampai di kosan ku untuk menjemput sampai stasiun Lempuyangan. Kurang lebih pukul 06.00 WIB aku berangkat menuju Stasiun Lempuyanyan bersama si Blue (motor Bapak). Sempat menunggu beberapa menit untuk langsung masuk di kereta. Sri Tanjung, nama kereta yang mengantarkan kami menuju Banyuwangi. Tepat pukul 07.15 kereta kamipun berangkat menuju stasiun-stasiun tujuan. Kami berpersonil 8 orang termasuk (temen Ali) si Totok, aku, Ali, Agus, Akbar, Wibi, Erry dan Ferry.

Kereta yang kami naiki memang kereta ekonomi karena cukup ekonomis juga membayarnya (cukup 100.000 rupiah), namun kami tetap bahagia dan menikmati perjalanan. Perjalanan kereta yang cukup lama selama 14 jam membuat kami harus mencari berbagai aktivitas di kereta. Aku sempat tidak tenang karena ternyata ada tugas yang harus dikumpulkan, laporan observasi Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran. Di keretapun sempat mengerjakan tugas, untung sekali si Akbar membawa Laptop kesayangannya ( katanya sih ga bisa pisah sama laptopnya :D ). Selain mengerjakan tugas, kami nonton filem, makan, cerita dan tidur.

21 Januari 2016 pukul 21.15 WIB kereta Sri Tanjung sampai di stasiun Banyuwangi, lanjut jalan untuk menyeberang di pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk Bali. Cukup dengan 6.000 rupiah kami menyeberang untuk sampai di Pulau Bali. Penyeberangan sekitar pukul 22.00 WIB ternyata sampai tengah-tengah penyeberangan sudah berganti waktu menjadi WITA. Sekitar pukul 23.25 WITA kami sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Untuk sampai di Pulau Lombok kami masih perlu menyeberang lagi di pelabuhan Padang Bai. Untuk sampai di Padang Bai kami perlu mencari bus di terminal.
Pelabuhan Ketapang

Bus yang mengantarkan kami ke Pelabuhan Padang Bai berangkat pukul 01.45 WITA. Sempat bosan karena capek dan mengantuk dan bus tidak berangkat-berangkat. Pukul 06.45 WITA kami sampai di pelabuhan Padang Bai setelah perjalanan dengan bus yang ber AC alami. Hehehe, bus yang ekonomis dengan membayar 60.000 rupiah dengan 5 jam perjalanan. Kami di bus juga gabung dengan kawan-kawan dari Jogjakarta yang mau backpackeran ke Lombok juga. Kami bertemu di stasiun Banyuwangi, karena bertujuan sama kami memutuskan bersama-sama.
Di Kapal Menuju Pelabuhan Lembar
Di atas Kapal

Setelah sampai di pelabuhan Padang Bai, kami langsung membeli tiket penyebrangan yang akan mengantarkan kami ke pelabuhan di Pulau Lombok, Pelabuhan Lembar. Cukup dengan 41.000 rupiah kami bisa menaiki kapal yang kece banget, berbeda sekali dengan kapal yang menyeberangkan kami dari pulau Jawa menuju pulau Bali. Kapal yang ber-ruang AC dan menyajikan pemandangan yang MasyaAllah kerennya. Penyeberangan ini sekitar 4 jam perjalanan, kapal berangkat pukul 08.00 WITA sampai pelabuhan Lembar pukul 11.30 WITA.

Setelah sampai di pelabuhan Lembar sekitar mau jum’atan, kami harus menunggu jemputan Bapak Ali. Pengalaman keren juga lhoh, kami dijemput dengan mobil pick-up yang katanya mobil dengan AC alami, dan kalu misalnya hujan bakal kehujanan, dan kalau panas bakal kepanasan. Haha, it’s my first experience! Amazing guys! Greatfull bingit! Untung saja tidak ada pak Polisi yang menangkap kami.
Naik Pick-up

Sesampainya di rumah Ali kami disambut hangat dengan sambutan bahasa khas sana (red : bahasa Sasak). Bahasa undetected banget di kosa kata ku selama 20 tahun ini. Hanya bisa bengong kanan dan bengong kiri. Setelah aku sholat dhuhur, keluarga Ali menyiapkan makan siang untuk kami. Setelah lebih dari 24 jam kami tidak makan nasi. Rasanya semua makanan khas Lombok yang terdiri dari plecing kangkung, abon rusa (kata Ferry) dkk bakal kami habiskan semuanya. Hehe
Perkenalan dengan Keluarga Ali
Mbolang di Sawah

Setelah makan, kami langsung istirahat sampai sore dan dilanjut jalan-jalan ke sawah-sawah (ceritanya aku Agus dan Erry main bolang-bolangan). Hehe, salahnya sih tempatnya asyik banget untuk main air, main sawah dan yang penting sahabat alam pokoknya. Karena waktu sudah menunjukkan maghrib, maka kami sholat maghrib dilanjut ngaji sampai isya’. Bada isya ada perkenalan dari keluarga Ali dan dari kami. Lucu-lucu lho ya, kami yang berasal dari berbagai daerah dan membawa budaya yang berbeda-beda. Setelah sambutan dari keluarga Ali, kami lanjut makan dan rapat mengenai jadwal kami di Lombok.

Hari kedua di Lombok, kami akan diajak main ke Lombok tengah. Entah kemana, yang pasti aku bakal menikmati “Paradise of Beach nya Indonesia. Tunggu ceritaku yang lain ya J


Selasa, 19 Januari 2016

Alloh Menyuruhku untuk Belajar


Pernah merasa sangat terluka?

Pernah merasa sangat tersakiti?

Pernah merasa bahwa kehidupan tidak pernah memihakmu?

Beberapa hari yang telah berlalu selalu memberikan arti sendiri bagiku. Semua yang telah ditetapkan Alloh saat ini adalah rencana-Nya yang memang paling indah untukku. Hanya saja sering sekali diriku lalai bahwa Alloh selalu mempunyai cara tersendiri untuk membuat hamba-Nya sadar. Ampuni kami Ya Robb, kami yang sering terlupa dibandingkan ingat terhadap semua nikmat-nikmatMu Ya Robb.

Beberapa hari ini ada beberapa tamparan untukku, tamparan yang begitu keras. Alloh telah memilihkan jalan untuk ku agar aku selalu kembali dalam jalan-Nya. Menerima segala takdir yang telah ditetapkan oleh Alloh itu tidak selalu mudah. Terkadang ada beberapa takdir yang memang sesuai dengan keingingan kita, namun ada beberapa yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Begitulah dalam hidup, akan selalu ada yang baik begitu pula pasti ada yang buruk. Akan selalu ada kebahagiaan begitu pula pasti ada kesedihan. Sakit, sulit, bahagia, sedih dan semua perasaan yang lain pasti ada hikmahnya. Saat Alloh memberi kebahagiaan sering sekali kita terlupa atas nikmatnya. Saat Alloh memberi kesedihan kita baru ingat oleh Alloh.
Alloh dulu, Alloh lagi dan Alloh terus....

Alloh sedang mengujiku sekarang. Alloh sedang ingin melihat seberapa kuat aku bertahan diatas semua ujian dari Alloh. Alloh sedang menyapaku dengan ujian-ujiannya. Sekarang waktuku untuk menyelesaikan segala ujian-ujian yang telah Alloh berikan kepadaku. Alloh ingin melihatku lulus dalam ujian kali ini. Alloh menyuruhku belajar, belajar dan belajar terus.
Aku kecewa Ya Robb, aku gagal dalam ujian-ujian Mu. Aku gagal Ya Robb bertahan di dalam ujian-ujian Mu. Aku menangis Ya Robb, aku menyerah untuk bertahan. Aku gagal naik tingkat dalam ujian-ujian Mu Ya Robb. Aku lebih memilih egoku, aku sering kecewa dibandingkan ikhlas menerima, aku lebih memilih marah daripada diam menerima, aku lebih memilih menyerah daripada berjuang.

Hari ini aku sadar bahwa aku masih sangat jauh dari kata “pantas” mendapatkan segala nikmat dari Mu Ya Robb. Hari ini aku sadar bahwa aku masih sangat jauh dari kata “baik” untuk menjadi hamba Mu Ya Robb. Tamparan ini sangat keras sekali Ya Robb, tamparan ini menyadaranku bahwa aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanya butiran debu di padang rumput yang sangat luas.

Terimakasih Ya Robb, telah memberikan segala nikmat yang tak pernah ku minta. Terimakasih Ya Robb, segala ujian-ujian yang lalu mengingatkanku bahwa aku hanyalah makhluk yang harus selalu belajar, belajar dan belajar lagi. Terimakasih Ya Robb, umur yang masih tersisa ini masih bisa aku gunakan untuk menjalani ujian-ujian Mu yang sudah menantiku. Waktu yang masih tersisa masih bisa untuk ku gunakan memperbaiki raport ku yang sempat sangat buruk. Barangkali saat ini aku tidak bisa berkesempatan untuk naik kelas, aku menerimanya Ya Robb. Aku belajar menerima ketentuan-ketentuan Mu dengan selapang-lapangnya hatiku. Aku belajar melembutkan hatiku Ya Robb agar aku bisa peka terhadap sapaan Mu. Aku belajar, belajar dan belajar lagi untuk selalu bisa ingat terhadap semua sapaan Mu.

Hidup itu ibarat menunggu bus yang akan mengantarkan kita kepada tempat tujuan kita dan pastinya akan selalu ada ujian dan cobaan yang menghadang. Siapapun pasti akan mendapatkan ujian-ujiannya masing-masing yang membedakan adalah tingkat kelas nya. Siapapun itu, siapa yang dapat bertahan lebih lama pasti dia yang akan sampai di tempat tujuan terlebih dahulu.

Kuncinya tetap 3 : SABAR, IKHLAS DAN BERSYUKUR J



“Suatu Hal yang Menyejukkan Hati Bernama Kerinduan”


Bismillahirrokhmanirrokhiiim J

Selamat malam Rabu yang membahagiakan hati, yang membuat diri ini mengucap syukur selebih lebihnya bersyukur pada-Mu Ya Robbi. Alhamdulillahirobbil’alamiin, hari-hari yang lumayan pada sudah berlalu. Hey kamu yang disana, kamu sedang apa sekarang? Masihkah kau merindukan sekeping hati disini yang pernah (masih) merindukanmu selalu? Masihkah kau menanyakan hal apa yang ingin kulakukan malam ini? Masihkah kau selalu menemani malam-malam sunyiku?

Hal kecil yang kusebut sebuah kerinduan mendalam.
Malam ini, malam yang pantas dan akan selalu kurindukan selalu. Malam ini adalah malam setelah beberapa tugas kenegaraan dan berbagai tanggungjawab telah tertunaikan. Apakabar UAS Semester V? Apakabar Tugas Akhir Mata Kuliah? Apakabar Laporan PI?

Rasanya kangen berat berduaan dengan tuts-tuts laptop kakak ini. Oh iya, sebelumnya aku ingin memperkenalkanmu kepada pembaca blog ku. Aku selalu menulis di temani oleh laptop yang kuberi nama “RECA” baca dari belakang ya ^^. Kabar netbookku sedang kurang baik, sementara aku pakai dulu laptop kakak, biarlah netbooknya dipakai dek Rafa. Hehehe

Karena aku sedang bisa berduaan denganmu (RECA) aku ingin menulis sesuatu yang telah ku list didalam otakku. Hehe, setelah UAS Done, Tugas Done, PI Done, trus Apakabar nilai? Apakabar siakad2013@uny.ac.id ? Apakabar hasil Semester V? Sempat down karena hasil UAS Semester V jauh dari target, jauh dari kata baik, dan jauh dari kata puas. Namun begitu, aku percaya saat ini Allah ingin mengajarkan kepadaku mengenai makna proses belajar. Alloh ingin aku lebih berusaha, Alloh ingin aku lebih ber going the extra miles "berusaha lebih diatas rata-rata orang lain" (kata-kata mujarab dari Negeri 5 Menara).

"Jika ingin berdamai dengan rindu, cintai dulu jarak, hargai waktu. Sesungguhnya pertemuan adalah buah dari keduanya."
Lanjut next story ya :)


Selasa, 12 Januari 2016

Edisi Lembur Bareng PT. Elektronika A 2013

Bismillahirrokhmanirrokhim :')

Sehari ini begitu cepat sekali kawan. Entahlah mengapa hati ini sangat bahagia dan sangat bersyukur sekali. Alhamdulillahirobil'alamiiin :)
Sebuah cerita yang bakal ku simpan dan kenang untuk selama-lamanya. Sebuah cerita yang akan aku ceritakan pada anak-anakku nantinya.

Cerita ini berawal dari hari Senin, 11 Januari 2016. Hari Senin kami masih UAS Semester V, dan hari itu juga UAS Pengolahan Sinyal Digital (PSD) mata kuliah Ibu Dessy Irmawati, M.T. Jadwal UAS kami pukul 12.30 WIB dan sempat ada banyak kendala untuk UAS ini. Kendala-kendalanya berawal dari materi yang diambil untuk UAS ternyata zonk. Sempat PHP juga Ibu Dessy, Pertama kami nanya  tentang UAS PSD, Bu Dessy menjawab Opened Book. Namun, H- beberapa jam Ibu Dessy mengumumkan Closed Book. Down? iya.

Selain itu, materi yang digunakan untuk UAS PSD-pun dari bab 4-6, ternyata hanya sampai bab 5 (padahal aku udah berjuang untuk filter digital). Kendalanya tidak hanya berhenti disini, pas mau masuk UAS adalah kondisi yang ikut merenungi nasib kita. RAIN. Alhamdulillah :') Eh, tapi itu membuat beberapa dari kami sekelas kehujanan, basah-basahan di kelas, sepatu, kaos kaki, tas dan atribut lainnya ikut basah. Masih belum bisa fokus mengerjakan, kendalanya bertambah lagi. Melihat soal yang dibagikan membuat kami sangat down.

Jujur saja, baru kali ini aku tidak bisa memecahkan soal Bu Dessy dengan jumlah empat soal. Dari empat soal yang tertera dan aku hanya bisa mengerjakan satu nomor saja. Nangis didalam hati aku, andai saja ada tambahan jam, andai saja ada aku belajar lebih giat lagi, andai saja aku tidak terpengaruh oleh semangat tema-temanku?  Menyesal dibelakang tidak boleh lho ya.

Ah, yasudahlah. Everythings gonna be okay, Uswah!:)
Sakit, Sulit, Pahit, dan semuanya berasal dari Allah. Pastinya ada hikmah yang terbaik untuk kita. Aaamiiin. Aku mencoba mengerjakan soal nomor 2-4 dan hasilnya aku hanya bisa menulis ulang soal UAS PSD itu. Aku bingung dan aku tidak tenang, namun aku yakin Alloh selalu ada untukku. Pasti ada hikmah dibalik soal PSD yang nun rumit aku selesaikan. Akhirnya, di detik-detik terakhir pengumpulan aku menyerah dan tubuhku lunglai sekali. Aku tidak bisa menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya, Maafkan aku Bu....

Aku langsung ingat UAS untuk hari selanjutnya yaitu take home Pengembangan Kurikulum mata kuliah terkece dan terempong. Hehe, membahas banyak hal mengenai kurikulum dan hitungan konyol (menurut Oby Z). Ternyata Ibu Dr. Sri Waluyanti belum mengirim soal. Setelah ku sms, langsung ngabarin kalau soal udah dikirim di email ku. Alhamdulillah, soal membuat kami shock dan membuat kita harus membuat strategi khusus. Ada 3 soal take home yang keren banget, sekeren Bu Sri lhoh. Hehehe

Kami memutuskan untuk mengerjakan bareng-bareng dan tempat yang dipilih adalah kediaman kawan kece ku, Adiguna Satrya Wibowo. Yang ikut ngerjain bareng ada aku, Wibi, Ibnu, Daniel, Nuzul, Arvian (Mbah Jenggot), Lina, Riza (Dewa Cinta), Yasin, Habibi, Dimas Daniel, Oby dan Erry menyusul dan Agus dan Siti yang sempat kesasar. haha, padahal udah dengan bantuan google maps.

Sesampainya dikediaman Wibi, panggilan akrab Adiguna. kami langsung istirahat diluar sekalian menunggu yang kesasar. Hal pertama yang kami tanyakan adalah password wifi kediaman Wibi yang bernama budi raharjo. Maklum kami mahasiswa pecari koneksi sejati. Targetku isya tugas take home ini sudah harus selesai, harus pokoknya! Namun apalah dikata, soalnya Subhanallah sekali. Tiga soal yang mungkin bisa di downgrade menjadi seratus soal.

Aku langsung mengerjakan soal nomor satu dan aku tidak memutuskan untuk ikut obrolan dengan mereka. Aku tahu kalau mengikutinya pasti rencana ngerjain bareng jadinya cuma "ngobrol bareng". Nomor satu selesai dan akhirnya nomor dua dan nomor tiga. Kami membgai tugas mengerjakan ketiga soal tersebut. Nomor satu welldone, nomor dua dan tiga ngadat. Aku dan Nuzul dapat tanggungjawab mengerjakan nomor tiga dan Daniel dkk dapat tanggungjawab nomor dua. Alhamdulillah, jam 23.00 baru dapat terpecahkan kedua soal yang MasyaAllah itu. 

Akhirnya untuk memahamkan semua jawaban juga sangat tidak mudah, karena harus tahu basic soalnya masing-masing. "Ingat, jawaban tidak boleh sama. Sama tidak dinilai." Alasan inilah membuat  kami harus ekstra menyelesaikan. Dan pada akhirnya jam 3 pagi baru saja semuanya selesai. Benar-benar selesai Ya Robbbi. Segala puji syukur hanya pantas untuk Engkau Ya Robbi. Soal yang susah bagaimanapun jika dikerjakan bersama-sama akan terasa ringan. Persoalan yang seribet apapun, jika dikerjakan dengan bahagia dan santai bakal selesai juga. Pun, hasilnya kami tidak tahu, namun In sya Allah segala hasil tak akan pernah mengkhianati proses. Kami berjuang semaksimal kami berjuang. Maksimalkan waktu yang hanya beberapa jam, sehingga membuat kami harus banyak merepotkan Wibi dan keluarganya. Lha, gimana tidak repot lho ya? Wifi, minum, bermacam snack, makan, tempat dan fasilitas lain yang MasyaAllah lebih dari cukup untuk kami. 

Hanya Alloh sebaik-baik penolong dan pemberi balasan. Ya Robbi, terimakasih untuk hari ini dan kemarin. Ya Robbi terimakasih telah mengajarkanku lebih bersyukur, bersyukur dengan selebih-lebihnya bersyukur. Jika dengan tugas yang mungkin sangat susah, namun bisa menambah segala rasa syukur dan rasa kekeluargaan kami, maka satukanlah dan damaikan kami dalam naungan-Mu Ya Robbi. Ya Robbi, hanya Engkau yang mampu membalas semua baik budi Wibi dan keluarga Wibi. Semoga Engkau membalas kebaikan mereka dengan balasan yang sebaik-baik balasan dari Engkau. Jika hari ini mereka mengeluarkan banyak materi dan keluangan hati untuk mendengar segala ributan kami di rumah mereka hingga pagi ini, Semoga semua yang telah dikeluarkan akan dibalas 100x lipat kebaikan. Rezekinya lebih dilancarkan, sehat dan panjang umur dan berkah umurnya, dan semoga selalu Engkau beri jalan untuk selalu berbuat baik hanya karena-Mu.

Terimakasih kawan-kawanku, Kelas A Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY 2013. Edisi lembur bareng yang MasyaAllah keren, bakal bisa buat cerita dan pastinya kenangan akhir-akhir semester V. Jadi ngerasain kebersamaan beneran, semoga Alloh selalu menjaga kita dalam ketaatan-Nya. :)
Sukses UAS SEM V!!!
#Innallaha Ma'ana
#ManJaddaWajada
#AllohuAkbar

Selasa, 12 Januari 2016

Jumat, 08 Januari 2016

A Simple Things Called “IKHLAS”

Bismillahirrokhmanirrokhiim J

tidak pula di terima amalan manusia jika tidak diiringi dengan ikhlas”.
Kurang lebih ikhlas itu seperti ini pengertiannya : Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”
ikhlas


Banyak yang mengatakan bahwa ikhlas itu seperti surah Al-Ikhlas yaitu didalam surah tersebut tidak ada sama sekali kata ikhlas. Ikhlas itu memang mudah sekali di ucapkan, tetapi sangat susah untuk dilaksanakan. Namun, dengan begitu kita tetap harus berusaha sekuat tenaga untuk bisa merasakan nikmatnya ikhlas. Susah bukan berarti menyerah kan?

Baru-baru ini aku selalu berfikir mengenai beberapa hal yang membuatku mengganjal akhir-akhir ini. Mengenai sesuatu yang sudah berubah. Biasanya ada beberapa hal yang biasanya aku ceritakan kepada sahabatku. Untuk hal ini aku ceritakan kepada sahabatku.

Aku seringkali menghubungi seseorang yang dulu memang sudah akrab denganku, namun itu dulu. Nah, saat ini memang keadaan sudah berubah. Aku sudah tidak begitu tahu bagaimana dia dan semua tentangnya. Beberapa kali aku mencoba untuk menghubunginya, iya walau sekedar bertanya hal kecil dan alhasil responnya-pun sudah sangat berbeda. Aku merasa menjadi orang baru dalam hidupnya. Sangat cuek, sangat tidak peduli dan jika chatt aku dianggap tidak penting pasti tidak akan pernah dapat balasan.

Buat aku hal itu sudah biasa, mungkin memang karena kami sudah tidak seakrab dulu. Sesekali aku baca lagi sederetan chatt ku dengan nya. Aku tersenyum kecil saat membacanya. Aku menemukan celah kata “ikhlas” di sini. Aku baru sadar kalau dulu aku juga sering nggerundel sendiri jika harus membaca balasan chatt nya. Namun, dari pengalamanku ini aku mendapatkan sedikit celah untuk sebuah kata “ikhlas”. Aku juga tidak tahu bagaimana sebenarnya makna kata yang sangat mujarab itu “ikhlas”.

Seiring berjalannya waktu, aku sudah sangat terbiasa dengan sikapnya. Well, aku sudah bisa menerima itu semua. Aku sadar bahwa aku tidak bisa memaksa seseorang untuk merespon balik seperti yang aku harapkan. Aku menerima bahwa setiap apa yang aku berikan belum tentu akan mendapatkan balasan yang sama. Namun, disisi itu aku selalu menjadi diriku seadanya. Aku selalu merespon tetap dengan baik, aku selalu mengusahakan apa yang ia butuhkan dariku. Aku tetap menjadi diriku yang sama saja sebelum ataupun setelah aku melihat perubahannya.

This is the point... A Simple Things Called “IKHLAS”

“Ikhlas” itu memang tidak bisa dilihat, namun hanya dapat dirasakan dalam hati kita yang paling dalam. “ikhlas” itu berarti menerima segala perubahan yang terjadi, namun diri kita tetap menyikapinya dengan kebaikan. “Ikhlas” itu saat dimana kita mampu memberi tanpa berharap balasan sedikitpun. “ikhlas” itu saat kita mampu bertahan walaupun segala kebaikan yang telah kita usahakan tidak mendapatkan kebaikan pula, bahkan mendapatkan keburukan.

Inilah yang memang sangat sulit untuk dipelajari, ikhlas yang tidak ada pendidikannya. Untuk merasakan kebahagiaan sejati harus dengan rumus yang satu ini, rumus paling mujarab. Hehe. Aku selalu yakin, Alloh is the best answer. Alloh tidak pernah tidur dan Alloh Maha Melihat. Apapun yang kita lakukan pasti dilihat oleh-Nya. Kalaupun semua kebaikan yang kita lakukan belum dianggap berharga, In sya Allah masih ada Allah yang melihat kita.

Menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah adalah akhir dari rumus kebahagiaan sejati. Pasti ada hal lain yang telah Allah persiapkan untuk kita. Barangkali seseorang yang sedang tidak peduli denganmu itu mempunyai alasan kuat “why must do that!”. Kita juga tidak pernah tahu mengapa seseorang itu tidak sedikitpun peduli dengan kita. Semoga saja memang begitu, rencana Allah pokoknya paling indah untuk kita.

Nah, sekarang kamu ingin bahagia atau sengsara? :D
Let’s try to be “ikhlas” to everyone, everytime, everywhere ^^ . Hati kita yang bisa menilai apakah kita sudah benar-benar ikhlas ataupun belum. Belajar itu tak mengenal waktu, tempat dan dengan siapapun. Selagi masih mempunyai kesempatan belajar, why not? Hidup terlalu singkat untuk sebuah keterpaksaan.

Dengannya aku mengenal dan belajar lebih lebih ikhlas lagi. Oh iya, aku selalu menyukai setiap senyuman dari seseorang yang telah ku bantu. Aku selalu menyukai setiap orang yang selalu menghargai apa yang telah ku lakukan. Aku suka senyuman indah itu. Aku menyukainya J
 Thanks for everythings J


Especially, for the special part -2015-


“when the rain falls, I always remember the spesial part.....”

Apakabar hujan? Apakabar tetes airmu? Masihkah engkau seperti dulu hujan?

Saat ini, aku tersadar bahwa aku sudah tidak bisa menikmati bahkan sudah tidak bisa merasakan hujan yang lalu. Barangkali dulu aku selalu membenci mendung, petir dan kilat. Sebuah potongan spesial yang telah sirna, bahkan sudah tidak bisa ku kumpulkan potongan-potongan bagian itu.

for the special part, aku memahami bahwa hidup itu seperti potongan puzzle. Potongan itu tersebar di mana-mana dan tugas ku adalah menggabungkannya kembali menjadi satu kesatuan bentuk yang indah dan bermakna, dan dapat aku nikmati.

for the special part, aku memahami bahwa menghargai setiap detik dengan orang di sekitar ku adalah suatu bentuk keharusan, bukan hanya sebuah bentuk kebetulan. Ada kalanya bagian itu akan hilang dengan sendirinya. Ada kalanya bagian itu akan selalu menghantui setiap perjalanan ku.

for the special part, aku memahami bagaimana menciptakan sebuah kenyamanan, bagaimana membuat suasana hening hingga tidak ada yang bisa dipahami. Keheningan itu membuatku harus berusaha untuk lebih mengartikan kebersamaan.

for the special part, aku memahami bahwa saat itu berjuang untuk kebahagiaan memang tidak selalu mudah. Namun, sebuah potongan puzzle yang telah di temukan akan membuat berjuang itu membahagiakan.

for the special part, tak ada lagi kesempatan untuk bersatu dengan kepingan yang telah hilang. Sama-sama menghilang untuk waktu yang cukup lama. Ah, apapun itu potongan yang hilang selalu menjadi yang spesial dan yang terspesial tahun lalu. Tahun lalu saja? Iya, cukup tahun 2015 yang mengerti mengenai potongan spesial itu.

for the special part, aku tak lagi punya alasan mengapa potongan itu harus dan masih spesial. Bahkan untuk saat ini aku tak menemukan potongan spesial yang lain. Aku selalu menyimpan rapi dan rapat untuk setiap kenangan dari potongan spesial itu.

for the special part, saat aku bertemu hujan kembali, aku selalu memutuskan untuk mengikuti tetes air hujan bermuara ke laut. Aku telah memutuskan untuk melewatkan setiap potongan spesial itu. Aku sudah cukup menikmati setiap waktu bersama hujan dengan potongan-potongan spesial itu.

Sebenarnya apa arti kebahagiaan itu? Kebahagiaan sejati yang seperti apakah yang pantas untuk ku raih? Jika ternyata aku pernah bahagia dengan potongan spesial itu...

Teringat bagaimana senyum itu selalu hadir, hadir untuk ada di setiap perjuanganku. Bagaimana mungkin aku bisa melewatkannya sesingkat itu? Setahun terlalu singkat untuk dinikmati bersama potongan spesial itu. Setiap kenangan telah terukir disetiap tempat, setiap waktu dan setiap kebersamaan itu. Berusaha untuk melupakan segala yang telah berlalu itu bukan yang mudah dan akan selalu menjadi yang tidak mudah.

Senyuman, tangisan, candaan dan semua tentang bagian itu masih saja aku ingat. Terimakasih ya, untuk satu tahun yang indah itu. Aku lebih tahu bagaimana bahagia yang sesungguhnya bahagia. Aku selalu tersenyum saat ku ingat setiap kenangan itu. Makan bersama-sama, jalan bersama-sama, ketawa, bercanda dan sekedar meluangkan waktu untuk saling mengisi kekosongan diri.

Beberapa tempat telah menjadi saksi bahwa kebahagiaan itu pernah ada, jika kau suka dengan hujan-hujanan malam-malam, aku selalu menyukai setiap hal yang kita lakukan bersama. Apapun itu. Potongan spesial itu adalah kau.

Masih kusimpan rapat dan rapi kertas berisikan harapan dan mimpi-mimpi itu. Masih kusimpan album kenangan perjuangan kita, masih kupajang di tembok depan meja belajarku. Kau pernah menjadi inspirasiku, atau bahkan mungkin sekarang masih menjadi yang menginspirasi. Aku ingat dimana saat kita tidak sengaja di pertemukan di jalan pulang. Bahagia itu sederhana, sesederhana seperti kalimat “kok bisa kita bertemu?”.

Bahagia itu sederhana, sama seperti saat kita haus dan kita melihat ada air minum di ransel kita. Pernah juga kita merangkai impian dan cita-cita mulia bersama. Barangkali kebahagiaan itu muncul saat apa yang kita cita-citakan ternyata juga sedang diperjuangkan oleh orang lain. Kita pernah memilih untuk bersama, ketimbang harus berjuang sendiri-sendiri.

Saat senyuman kita menjadi alasan kebahagiaan oranglain adalah hal yang paling indah yang kurasa. Potongan spesial ini mengajarkanku mengenai “what is the real happinnes?”. Aku bahagia dengan mu......

for the special part, kau adalah bagian hilangku. Bagian dari masa lalu yang pernah menjadi bunga tahun 2015 ku. Bagian baru yang memberikan banyak pembelajaran untuk ku. Kau memberikan aku cara mengartikan kebahagiaan, memberikan aku kesempatan untuk memilih dan bahkan saat benar-benar aku tak punya pilihan lain. Memberikan senyuman abadi untuk bisa aku kenang selama aku ingin mengenangmu.

for the special part, selalu aku titipkan rasa yang sama pada hujan yang berbeda. Aku tahu kau sangat menyukai hujan. Aku tahu kau selalu bahagia dengan hujan, namun hujan yang lain. Kalau saja aku boleh simpan rasa itu, bahagia itu, pasti aku selalu menemui hujan dan selalu mendatangi tempat dimana kita telah membentuk kenangan.

for the special part, aku tidak punya kesempatan lagi untuk memiliki potongan spesial itu. Tidak akan pernah. Setidaknya kenangan itu masih ada dan selalu ada. Terimakasih untuk pernah ada untuk 2015 ku. Terimakasih untuk selalu bisa membuatku mengerti bahwa aku harus terus bergerak untuk kebahagiaan-kebahagiaan lain tanpamu.

for the special part, aku telah melepaskanmu. Melepas semua tentangmu. Kutunggu cerita bahagiamu untukku. Aku menunggumu di jalan kita pernah bertemu tanpa sengaja. Aku menunggu mu dengan kebahagian-kebahagiaan lain mu.

Sedang aku sekarang, I am trying to find my special part again.
hening



-SHMILY-

Kamis, 07 Januari 2016

EDISI YANG HILANG -2015-

Sore ini banyak sekali yang ingin aku sampaikan padamu senja. Senja yang sudah sangat jarang aku temui.

Setahun tidak menyempatkan untuk menuliskan sebuah perjalanan hidupku diatas tuts tuts berabjad ini. Setahun juga aku hanya menyimpan semua cerita-cerita dalam fikiran yang terkadang membuatku lupa bahwa tidak semua hal yang terjadi harus aku fikirkan.

Selama setahun ini rasanya sangat cepat sekali. Dengan amanah jadi seorang Kadep PSDM sebuah ormawa di FT UNY. Sebut saja Kadep PSDM HIMANIKA FT UNY. Ingat sekali saat terakhir kali aku menulis di blog itu saat Sidang Umum HIMANIKA 2014. Saat itu aku masih semester 3, dan kini aku sudah semester 5. MasyaAllah, rasanya baru kemarin Sidang Umum yang biasanya disebut SU saat aku masih jadi staff  KESMA (Kesejahteraan Mahasiswa).

Sekarang posisiku sudah bukan lagi jadi pengurus HIMANIKA, namun sudah menjadi DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi). Saat aku menulis ini, aku sudah demisioner jadi Kadep PSDM. Hmmm, secepat itu satu tahun dapat amanah di sana. Aku udah melalui hari yang cukup melelahkan, namun tetap penuh dengan kenangan.

Review satu tahun kemarin ya?

Semester 4 yang banyak sekali amanah, alhamdulillah lolos PKMM juga. Harus bagi waktu jadi Kadep, jadi PH, jadi SekBend PKM. Rasanya dulu aku hampir menyerah, namun impian ku ada disitu. Hingga pada akhirnya Allah berkata lain untuk ku dan kawan-kawan PKM ku. Kita belum lolos PIMNAS di Kendari. Untuk semester 4 ini waktuku lebih banyak aku habis kan untuk mengurus PKMM yang memang tidak bisa di backup oleh yang lain (red : aku perempuan sendiri di TIM).

Beberapa kali sering meninggalkan kegiatan HIMANIKA, bahkan kegiatan atau PROKER PSDM sendiri aku tinggalkan untuk melaksanakan program PKM. Sempat tidak amanah dengan tanggungjawab di HIMANIKA. Namun, Alhamdulillah staff  ahli dan staff  PSDM sangat luar biasa. Keren banget pokoknya, kajian jurusan dan baksos kelas aku tinggal untuk lembur PKM. Posisi saat itu posisi sangat berat sekali buat ku yang masih newbee sekali dalam PKM. Ku putuskan untuk fokus PKM karena memang ada part dreams ku disitu. Sampai pernah waktu bakti sosial ke panti asuhan di Kalasan itu, aku nangis di depan sahabat PKM ku. Hingga pada akhirnya saat itu aku di hibur dan diajak makan es krim di lembah UGM.

Mengenai sebuah impianku untuk sampai PIMNAS28 telah mengalahkan amanah ku di mana-mana. Walaupun, saat itu aku harus percaya bahwa aku dan sahabat PKM ku belum berkesempatan untuk lanjut. DOWN? Tentu. Aku down sangat lama, aku sampai tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaanku dulu. Ditambah lagi saat itu amanah di HIMANIKA sedang memuncak, PMB. Membuat konsep OSPEK dan SHIBERNIKA. Ditambah lagi yang sempat terlupakan adalah semester 4 ku kacau. Mata kuliah yang semuanya praktek dan itu pas memerlukan waktu belajar yang ekstra, belum lagi beberapa TA (Tugas Akhir) ataupun proyek yang lain. Maklum sih, aku anak teknik yang dituntut harus multitasking kapanpun dimanapun dan dengan siapapun.

Semester 4 berakhir dengan IPK yang alhamdulillah, tetap aku syukuri walaupun hasil semester 4 jauh paling buruk daripada semester yang lain. Habis itu, aku masih harus PI (Praktek Industri) selama 2 bulan dan saat itu juga (Juli-Agustus) masih mengurus laporan akhir PKM (inget kan saat ngurus pajak? :D ). Saat itu pula, proker terbesarnya PSDM juga harus diurus (OSPEK dan SHIBERNIKA). Sempat kacau saat itu, masih down hasil PKM, PI juga sempat tidak jelas dan aku tidak bisa totalitas untuk HIMANIKA. Sempat kabur dan menghilang selama 5 hari mbolang ke Cilacap, nekat motoran pake si Blue (motor Bapak) sama kawan-kawan. Inget banget bagaimana caci maki itu tentang Kadep yang tidak bertanggungjawab. Entahlah, saat di kampus pada bahas tatib dengan DPO, dan Kadepnya pergi jalan-jalan ke Pangandaran. Perasaanku tambah kacau, niatnya mau menghilangkan bebanku itu ternyata menambah beban tersendiri. Fiks, psikologi waktu itu sempat terganggu. Untungnya aku bersama sahabat aku yang bisa menenangkanku.

Setelah dari Cilacap itu, semuanya langsung berubah. Entah ada apa, aku sudah mulai tidak senyaman dulu di sana. Hatiku mulai menjadi keras, tidak peduli apa yang orang lain katakan. Aku berjalan dengan prinsip ku sendiri untuk bertahan. Sampai pada akhirnya, semuanya done. Proker PMB itu berlalu dan pastinya banyak meninggalkan banyak sekali kenangan. Praktek Industri ku done walaupun masih banyak kekurangan. Dan ternyata masih ada Bakti Sosial Qurban yang Subhanallah sangat singkat, padat dan membuat ku memaksakan diri selama 2 minggu itu. Namun, itu juga masih bisa ku lalui. Apalagi datang orang-orang baru di hidupku, Mahasiswa Baru tahun 2015. Lelahku terbayar melihat senyuman dan semangat mereka. Aku bahagia karena aku melihat akan ada banyak yang meneruskan perjuangan ku.

Setelah Bakti Sosial Qurban selesai dan tidak sempat ada evaluasi sampai sekarang, aku merasa bebas. I don’t know why I am. Semester 5 aku melakukan revolusi banyak. Jujur saja kehilangan part dreams itu membuatku sering melamun tak jelas. Aku banyak di kos, banyak menghabiskan waktu dengan sahabat kelas. Tentunya, aku jarang di organisasi dan itu sempat membuatku bermasalah dengan kawan yang lain. Hingga akhirnya, this is me now.

Saat ini, sekarang ini, sore ini, senja ini, saat aku menatap layar ini, Alhamdulillah aku sedang UAS semester 5. Cepet rasanya, sudah demisioner, sudah melewati banyak hal ~~ mengalami banyak kegagalan, menahan perasaan yang MasyaAllah nano-nano, dan this is me now. Sempat lupa, Bapak Ibuk dan keluarga di rumah yang terkadang selalu di nomor berapakan (hanya) karena banyak amanah yang menuntut ku untuk belum bisa ber birrulwalidain. Tetapi, Ibu dan Bapak selalu menuntunku untuk tetap bertahan selama setahun yang berat ini. Selalu mengingatkan dan menguatkan ku saat aku benar-benar jatuh. Selalu dan selau tidak pernah lupa mengingatkan ku bahwa tetap ada banyak orang di luar sana yang lebih berat dan jauh lebih susah dibandingkan ku. ALLOH is the best answer. Alloh selalu ada untukku, untuk ibuk bapak, untuk famili ku, untuk sahabatku, untuk rekanku dan semua orang yang selalu bersama-Nya.

Tahun 2015 sudah berlalu dan saat ini aku masih bisa bertahan untuk lanjut berjuang untuk menghadapi setiap episode yang telah Alloh rancang untukku dan pastinya itu rencana Alloh yang paling indah buatku. Pasti! Setahun yang lalu, aku sadar bahwa banyak kesempatan untuk mewujudkan mimpiku. Namun, jika Alloh berkata lain untuk mimpiku, jangan pernah kufur pada nikmat Alloh yang lain. Barangkali ini adalah cara Alloh agar aku bisa belajar, belajar dan belajar lagi. Ada hal lebih indah yang sedang Alloh persiapkan. Ternyata, rumusnya tetap sama dari dulu. Pesan Amak dan Abah (panggilan sayang Bapak Ibuk :’) )

            “Nduk, apapun yang terjadi di depan, sakit sulit dan kebahagiaan itu selalu berkesinamubungan. Kuncinya ada 3 Nduk : sabar, ikhlas dan bersyukur. (versi jawanya begini), dadi anak kudu bisa narimo opo wae sing Gusti Alloh paringi kagem adek. Apa wae. Susah opo seneng kudu eling sing Maha Kuoso.”

Begitulah aku di rumah dan dengan orang tua yang selalu bisa menjadi alasanku untuk berjuang. Jadi inget pas aku gagal PKM (sebut saja aku ga jadi terbang ke Kendari itu), ternyata ada dua orang yang lebih sakit daripada aku. Iya, Amak dan Abah. Diem-diem kalau aku di Jogja mereka selau baca impian-impian ku. Dan saat tahu aku belum dapat kesempatan itu, mereka yang lebih dulu merasakan betapa sakitnya aku. Ah, sudahlah Us... semuanya sudah berlalukan? :’) Move, Move ^^

Terakhir cerita ku ini, terimakasih banyak atas segala nikmat apapun itu Ya Robbi, terimakasih untuk semua dukungan dari orang-orang yang aku sayangi. Amak dan Bapak yang aku sayang, dan terkadang aku tidak bisa mengucapkan rasa sayang ku. Keluargaku di rumah, PH HIMANIKA (Ali, Ina, Mira, Dita, Daya, Nuzul, Haris, Daniel, Catur, Akbar, Fitria, Didit, dan Ferry), Squad PSDM (Siti, Ariffin, Atik, Aga, Ndaru, Irma, Iqbal, Husen, Arif), Pengurus HIMANIKA (tidak bisa aku ucapkan), empat sekawan (Lina, Agus dan Akbar), sahabat PKM (Mas Dwi, Mas Dada dan Mas Wahyu), sahabat kelas (tidak bisa aku ucapkan), keluarga kos (spesial untuk Ratih, Ritma dan Adhe) dan semua sahabat aku yang belum bisa masuk di ringkasan cerita setahun di 2015.
Aku tidak punya penutup untuk cerita ini, cerita yang akan masih berlanjut dan penuh dengan tantangan baru. J
AKU BAPAK AMAK
SAHABAT PKMM


PH HIMANIKA 2015

TEMEN MBOLANG CILACAP

EMPAT SEKAWAN 

PSDM HIMANIKA 2015

PENGURUS HIMANIKA 2015

Especially, senja sore ini dekap semua kenangan dan pembelajaran setahunku yang lalu. Ada part spesial yang belum bisa aku ceritakan, part yang menurutku bunga dari setahunku yang lalu, dimana senyum itu selalu hadir, dimana semua bentuk yang hilang bisa dilengkapi oleh part spesial itu. Part spesial itu masih aku simpan rapat dan rapi. Aku belum ingin menceritakan padamu senja... shmily J -ever and forever-



Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...