Jumat, 08 Januari 2016

A Simple Things Called “IKHLAS”

Bismillahirrokhmanirrokhiim J

tidak pula di terima amalan manusia jika tidak diiringi dengan ikhlas”.
Kurang lebih ikhlas itu seperti ini pengertiannya : Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”
ikhlas


Banyak yang mengatakan bahwa ikhlas itu seperti surah Al-Ikhlas yaitu didalam surah tersebut tidak ada sama sekali kata ikhlas. Ikhlas itu memang mudah sekali di ucapkan, tetapi sangat susah untuk dilaksanakan. Namun, dengan begitu kita tetap harus berusaha sekuat tenaga untuk bisa merasakan nikmatnya ikhlas. Susah bukan berarti menyerah kan?

Baru-baru ini aku selalu berfikir mengenai beberapa hal yang membuatku mengganjal akhir-akhir ini. Mengenai sesuatu yang sudah berubah. Biasanya ada beberapa hal yang biasanya aku ceritakan kepada sahabatku. Untuk hal ini aku ceritakan kepada sahabatku.

Aku seringkali menghubungi seseorang yang dulu memang sudah akrab denganku, namun itu dulu. Nah, saat ini memang keadaan sudah berubah. Aku sudah tidak begitu tahu bagaimana dia dan semua tentangnya. Beberapa kali aku mencoba untuk menghubunginya, iya walau sekedar bertanya hal kecil dan alhasil responnya-pun sudah sangat berbeda. Aku merasa menjadi orang baru dalam hidupnya. Sangat cuek, sangat tidak peduli dan jika chatt aku dianggap tidak penting pasti tidak akan pernah dapat balasan.

Buat aku hal itu sudah biasa, mungkin memang karena kami sudah tidak seakrab dulu. Sesekali aku baca lagi sederetan chatt ku dengan nya. Aku tersenyum kecil saat membacanya. Aku menemukan celah kata “ikhlas” di sini. Aku baru sadar kalau dulu aku juga sering nggerundel sendiri jika harus membaca balasan chatt nya. Namun, dari pengalamanku ini aku mendapatkan sedikit celah untuk sebuah kata “ikhlas”. Aku juga tidak tahu bagaimana sebenarnya makna kata yang sangat mujarab itu “ikhlas”.

Seiring berjalannya waktu, aku sudah sangat terbiasa dengan sikapnya. Well, aku sudah bisa menerima itu semua. Aku sadar bahwa aku tidak bisa memaksa seseorang untuk merespon balik seperti yang aku harapkan. Aku menerima bahwa setiap apa yang aku berikan belum tentu akan mendapatkan balasan yang sama. Namun, disisi itu aku selalu menjadi diriku seadanya. Aku selalu merespon tetap dengan baik, aku selalu mengusahakan apa yang ia butuhkan dariku. Aku tetap menjadi diriku yang sama saja sebelum ataupun setelah aku melihat perubahannya.

This is the point... A Simple Things Called “IKHLAS”

“Ikhlas” itu memang tidak bisa dilihat, namun hanya dapat dirasakan dalam hati kita yang paling dalam. “ikhlas” itu berarti menerima segala perubahan yang terjadi, namun diri kita tetap menyikapinya dengan kebaikan. “Ikhlas” itu saat dimana kita mampu memberi tanpa berharap balasan sedikitpun. “ikhlas” itu saat kita mampu bertahan walaupun segala kebaikan yang telah kita usahakan tidak mendapatkan kebaikan pula, bahkan mendapatkan keburukan.

Inilah yang memang sangat sulit untuk dipelajari, ikhlas yang tidak ada pendidikannya. Untuk merasakan kebahagiaan sejati harus dengan rumus yang satu ini, rumus paling mujarab. Hehe. Aku selalu yakin, Alloh is the best answer. Alloh tidak pernah tidur dan Alloh Maha Melihat. Apapun yang kita lakukan pasti dilihat oleh-Nya. Kalaupun semua kebaikan yang kita lakukan belum dianggap berharga, In sya Allah masih ada Allah yang melihat kita.

Menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah adalah akhir dari rumus kebahagiaan sejati. Pasti ada hal lain yang telah Allah persiapkan untuk kita. Barangkali seseorang yang sedang tidak peduli denganmu itu mempunyai alasan kuat “why must do that!”. Kita juga tidak pernah tahu mengapa seseorang itu tidak sedikitpun peduli dengan kita. Semoga saja memang begitu, rencana Allah pokoknya paling indah untuk kita.

Nah, sekarang kamu ingin bahagia atau sengsara? :D
Let’s try to be “ikhlas” to everyone, everytime, everywhere ^^ . Hati kita yang bisa menilai apakah kita sudah benar-benar ikhlas ataupun belum. Belajar itu tak mengenal waktu, tempat dan dengan siapapun. Selagi masih mempunyai kesempatan belajar, why not? Hidup terlalu singkat untuk sebuah keterpaksaan.

Dengannya aku mengenal dan belajar lebih lebih ikhlas lagi. Oh iya, aku selalu menyukai setiap senyuman dari seseorang yang telah ku bantu. Aku selalu menyukai setiap orang yang selalu menghargai apa yang telah ku lakukan. Aku suka senyuman indah itu. Aku menyukainya J
 Thanks for everythings J


Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...