Bismillahirrokhmanirrokhiim J
“tidak pula di terima amalan manusia jika
tidak diiringi dengan ikhlas”.
Kurang lebih ikhlas itu seperti ini pengertiannya : Ikhlas
adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan
benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat
Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup
bagimu amal yang sedikit.”
ikhlas
(gambar :
Banyak yang mengatakan bahwa ikhlas itu seperti surah Al-Ikhlas
yaitu didalam surah tersebut tidak ada sama sekali kata ikhlas. Ikhlas itu
memang mudah sekali di ucapkan, tetapi sangat susah untuk dilaksanakan. Namun,
dengan begitu kita tetap harus berusaha sekuat tenaga untuk bisa merasakan
nikmatnya ikhlas. Susah bukan berarti menyerah kan?
Baru-baru ini aku selalu berfikir
mengenai beberapa hal yang membuatku mengganjal akhir-akhir ini. Mengenai sesuatu
yang sudah berubah. Biasanya ada beberapa hal yang biasanya aku ceritakan
kepada sahabatku. Untuk hal ini aku ceritakan kepada sahabatku.
Aku seringkali menghubungi seseorang
yang dulu memang sudah akrab denganku, namun itu dulu. Nah, saat ini memang keadaan sudah berubah. Aku sudah tidak begitu
tahu bagaimana dia dan semua tentangnya. Beberapa kali aku mencoba untuk
menghubunginya, iya walau sekedar bertanya hal kecil dan alhasil responnya-pun
sudah sangat berbeda. Aku merasa menjadi orang baru dalam hidupnya. Sangat cuek,
sangat tidak peduli dan jika chatt aku
dianggap tidak penting pasti tidak akan pernah dapat balasan.
Buat aku hal itu sudah biasa, mungkin
memang karena kami sudah tidak seakrab dulu. Sesekali aku baca lagi sederetan chatt ku dengan nya. Aku tersenyum kecil
saat membacanya. Aku menemukan celah kata “ikhlas” di sini. Aku baru sadar
kalau dulu aku juga sering nggerundel sendiri
jika harus membaca balasan chatt nya.
Namun, dari pengalamanku ini aku mendapatkan sedikit celah untuk sebuah kata “ikhlas”.
Aku juga tidak tahu bagaimana sebenarnya makna kata yang sangat mujarab itu “ikhlas”.
Seiring berjalannya waktu, aku sudah
sangat terbiasa dengan sikapnya. Well,
aku sudah bisa menerima itu semua. Aku sadar bahwa aku tidak bisa memaksa
seseorang untuk merespon balik seperti yang aku harapkan. Aku menerima bahwa
setiap apa yang aku berikan belum tentu akan mendapatkan balasan yang sama. Namun,
disisi itu aku selalu menjadi diriku seadanya. Aku selalu merespon tetap dengan
baik, aku selalu mengusahakan apa yang ia butuhkan dariku. Aku tetap menjadi
diriku yang sama saja sebelum ataupun setelah aku melihat perubahannya.
This is the point... A Simple Things Called “IKHLAS”
“Ikhlas” itu memang tidak bisa dilihat, namun hanya dapat dirasakan dalam hati
kita yang paling dalam. “ikhlas” itu
berarti menerima segala perubahan yang terjadi, namun diri kita tetap
menyikapinya dengan kebaikan. “Ikhlas”
itu saat dimana kita mampu memberi tanpa berharap balasan sedikitpun. “ikhlas” itu saat kita mampu bertahan
walaupun segala kebaikan yang telah kita usahakan tidak mendapatkan kebaikan
pula, bahkan mendapatkan keburukan.
Inilah yang memang sangat sulit untuk
dipelajari, ikhlas yang tidak ada pendidikannya. Untuk merasakan kebahagiaan
sejati harus dengan rumus yang satu ini, rumus paling mujarab. Hehe. Aku selalu yakin, Alloh is the best answer. Alloh tidak
pernah tidur dan Alloh Maha Melihat. Apapun yang kita lakukan pasti dilihat
oleh-Nya. Kalaupun semua kebaikan yang kita lakukan belum dianggap berharga, In sya Allah masih ada Allah yang
melihat kita.
Menyerahkan segala sesuatu hanya
kepada Allah adalah akhir dari rumus kebahagiaan sejati. Pasti ada hal lain yang
telah Allah persiapkan untuk kita. Barangkali seseorang yang sedang tidak
peduli denganmu itu mempunyai alasan kuat “why
must do that!”. Kita juga tidak pernah tahu mengapa seseorang itu tidak
sedikitpun peduli dengan kita. Semoga saja memang begitu, rencana Allah
pokoknya paling indah untuk kita.
Nah, sekarang
kamu ingin bahagia atau sengsara? :D
Let’s try to be “ikhlas” to everyone,
everytime, everywhere ^^ . Hati kita yang bisa menilai apakah kita sudah benar-benar ikhlas
ataupun belum. Belajar itu tak mengenal waktu, tempat dan dengan siapapun. Selagi
masih mempunyai kesempatan belajar, why
not? Hidup terlalu singkat untuk sebuah keterpaksaan.
Dengannya aku mengenal dan belajar
lebih lebih ikhlas lagi. Oh iya, aku
selalu menyukai setiap senyuman dari seseorang yang telah ku bantu. Aku selalu
menyukai setiap orang yang selalu menghargai apa yang telah ku lakukan. Aku suka
senyuman indah itu. Aku menyukainya J
Thanks for everythings J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar