Jumat, 30 Maret 2018

SESEDERHANA ITU


Hari itu cerah, tidak seperti kemarin itu. Aku mengajakmu pergi ke kota itu. Aku sengaja mengajakmu untuk pergi. 

Terimakasih ya, sudah mau menemaniku ke kota itu dan membeli makanan khas Pedan. :D
Rasaku padamu mungkin sesederhana itu. Dulu, aku selalu suka dengan apa yang kamu suka. Kalau sekarang? Entahlah, Sepertinya kemarin itu akan menjadi terakhir kali aku ke kota itu hanya untuk beli kepelan. 

Sudah cukup bertahun-tahun ini aku harus jauh-jauh pergi ke kota itu hanya untuk sekedar makanan khas Pedan. Sebenarnya rasanya biasa tapi ada rasa bahagia saat aku memakannya. Iya, kamu yang mengenalkanku makanan itu. 

Sesederhana itu. Rasaku juga sesederhana itu. Mungkin itu dulu, kalau sekarang aku sudah selesai. I’m done with you. Sudah tidak bisa menikmati kesederhanaan dalam diam. Kamu akhirnya tahu tentang ku, tentang rasaku. Bahagiaku sangat sederhana. Bahagiaku yang tidak pernah dipahami olehmu. 

Kini, aku mengikhlaskanmu dengan cara yang sederhana pula. Hari itu, aku bahagia karena janjiku dulu sudah tertunaikan. Semoga hari-harimu membahagiakan, Mas.


"Setiap rasa bahagia yang tumbuh dengan cara sederhana, akan menumbuhkan cara sederhana pula dalam setiap mengikhlaskan"- Untuk mu yang selalu membawa-bawa orang ke-tujuh.

MENGENALMU


“Selamat, untuk hatimu yang kini telah berubah.” 

Waktu mengajarkan lebih untuk bersabar, layaknya aku bersabar dalam mengenalmu. Dalam diam, aku tidak pernah sedikitpun menyalahkanmu. Menyalahkan kehadiranmu, aku mensyukurinya.
Mengenalmu. Waktu terus berjalan dan aku tidak selalu bisa memahami setiap apa yang kau ucap.
Mengenalmu. Aku ingin menyampaikan bahwa setiap aku bertemu dengan seseorang setelahmu, itu yang membuatku bisa melupakan lara. Ya, walau aku masih belum bisa sepenuhnya lupa soal lara. Aku masih belum bisa sepenuhnya menerima segala tentangmu.
Yang kutahu, selama bertahun-tahun ini kau tak pernah memiliki rasa yang sama. Kau sama sekali tak pernah melihatku ada. 

“Selamat, untuk hatimu yang kini telah berubah.”
Di saat aku bisa mengikhlaskan semuanya, kau muncul tiba-tiba. Ya, sekedar menyapa dan sedikit membaca tentang jejakku. Aku diuji dengan kehadiranmu. Aku diuji dengan segala hal tentangmu yang telah berlalu. Apakah ini sebuah janji yang belum usai?

“Selamat, untuk hatimu yang kini telah berubah.” 
Semoga aku tidak apa-apa. Semoga aku sebahagia seperti biasanya. Ah, itu sudah terlalu biasa bagiku. Tertawa disetiap nestapa. I’m okay.

Jadi, dalam mengenalmu dan memahamimu aku menemukan kekuatan dalam diriku. Aku menemukan diriku yang lebih dewasa dari sebelumnya. Mengenalmu membuatku lebih bisa tersenyum untuk setiap hal yang tidak sesuai keinginanku. :)

Untuk kesekian kalinya aku berterimakasih atas luka yang sama dan lima tahun telah berlalu :')

Kamis, 15 Maret 2018

Kagum Part 1



Aku lupa, bagaimana kita pertama kali bertemu
Aku lupa, bagaimana pertama kali aku mengenalmu
Aku lupa, bagaimana bisa aku mengagumimu?

Pertama kali aku mengenalmu, entah kapan. Pertama kali aku mengenalmu, entahlah. Bagaimana bisa aku mengagumimu? entahlah. Pastinya, ada banyak hal yang membuatku ingin menulis tentangmu. Mengapa aku bisa tersenyum jika hanya melihatmu ada. Mengapa aku bisa tenang jika hanya melihatmu sehat, entah memang benar-benar sehat atau kamu menutupinya. Mengapa aku bisa merasa tidak biasa jika hanya melihatmu bersedih, entah memang benar-benar sedih atau memang suasana hatimu sedang tidak baik.

Yang aku tahu, saat ini aku punya banyak hal alasan untuk menulis tentangmu. Aku punya banyak alasan untuk tersenyum walau aku tidak melihatmu. Entah, kapan lagi kita akan bertemu. Entah, kapan aku punya waktu hanya sekedar bercerita dan mendengar ceritamu. Semua tentang waktu dan tentang bagaimana aku mengagumimu.

Aku kagum.
Aku kagum.
Aku kagum.

Kagum dengan kesederhanaanmu. kagum dengan senyum tulusmu. kagum dengan ketenanganmu. kagum dengan kebijaksanaanmu. kagum dengan semua hal tentangmu yang membuatku bersyukur hanya dengan mengenalmu.

Waktu mungkin tidak berpihak padaku. Aku tidak punya banyak waktu untuk belajar darimu. Aku tidak punya kesempatan banyak untuk sekedar menanyakan kabarmu. Aku cukup dengan perkenalan singkat denganmu. Singkat sekali. Hingga akhirnya, kamu tidak akan pernah paham jika aku mengagumimu. Mengagumi setiap hal tentangmu.

Yang perlu kamu tahu, saat aku mengungkapkan "kamu orang yang menyebalkan" itu bisa berati banyak. Dan itu bisa berati "kamu memang menyebalkan, membuatku kagum, namun aku tidak bisa berbuat banyak".
 Terimakasih untuk waktu yang singkat ini. Singkat mengenalmu. Singkat bertemu denganmu. Singkat sekali kesempatanku untuk menyadarkanmu bahwa aku telah mengagumimu dan sampai saat ini masih selalu KAGUM

HARI KESEPULUH PPL

Jum'at, 16 Maret 2018

Hari kesepuluh aku memilih mengerjakan kelengkapan di rumah. Masih banyak yang harus dikerjakan, diedit, dan diselesaikan. Niat, Niat, dan Niat. :) Perbaiki hubungan ke Allah hingga di hati tidak ada sedikitpun rasa malas, keluh kesah, dan kecewa. Dikit-dikit harus libatkan Allah.

Niat. Kalau niatnya Allah, insyaAllah semua jadi ringan.
Niat. Kalau buat RPP itu diniatkan lillahita'ala, agar berkah.
Niat. Kalau semua dikembalikan ke Allah, insyaAllah semua bakal berjalan lancar, hati tenang, rasa nyaman, dan yang pasti di ridhoi Allah.

Oke, hari ini dimulai dengan basmalah, diniatkan semua lillahi ta'ala, semoga PPL lulus, UTN lulus, dapat sertifikat, penempatan, jadi guru yang baik (kata Pak Sentot, profesional itu mustahil. cukup jadi guru yang baik), dan diridhoi Allah. SIMPLE KAN?

Ada saatnya aku terjatuh, terpuruk, dan kehilangan arah. Namun, ALLAH selalu memberikanku kekuatan yang lebih, kesabaran yang lebih, mengalah yang lebih karena ALLAH tahu aku mampu menyelesaikan amanah dengan sebaik-baiknya. Terimakasih Ya Robb, telah kau hadirkan orang-orang yang selalu bisa menjadi alasanku untuk bertahan. :)

Borobudur. Pagi yang Menenangkan dan Memenangkan

HARI KESEMBILAN PPL

Kamis, 15 Maret 2018.

Melengkapi dan merevisi administrasi guru. Masih belum ada yang baru aktivitasnya, pagi piket di depan dilanjutkan diskusi A to Z di basecamp depan, dan bimbingan dengan Pak Agus dan Pak Sulung.

Ibarat naik kapal, hari ini lebih ke kapal yang bocor dan perlu segera diperbaiki atau semua akan tenggelam. Entahlah, rasanya dari tadi siang pingin nangis dan bahkan saat menulis tulisan ini aku menangis lagi.

Iya, tadi bimbingan dengan Pak Agus, dan yang baru ngeprint administrasi hanya aku. Fiks, punyaku yang di oret-oret dan dibenerin. Setelah itu, aku izin beberapa jam karena ada janji dengan anak sebelah (SMK 3). Entahlah, masih banyak lagi administrasi yang harus dilengkapi. Apapun itu.

Oke, aku pergi dengan squad SMK 3. Aku tau ini juga sangat penting buat mereka yang di SMK 3 nyaman. Eh, balik-balik ke basecamp, semua masih fokus sama kerjaan sendiri-sendiri. Dan yang bikin hati ini tercabik-cabik, engga ada yang ngurus jadwal mengajar ataupun matrik dan segalanya. Ya Alloh, aku down. Okelah, aku maklum. Mereka sedang sibuk mengurus semua perlengkapan mereka yang harus dikumpulkan jam 3. Kan, punya uswa guru pamongnya ga minta?
Okelah, aku sholat dhuhur dulu agar tenang. Setelah itu aku menyelesaikan jadwal mengajar kelompok, ngedit satu persatu, mbenerin matrik, nginstall driver printer jurusan, dan aku hanya bisa membantu mereka mengeprint hingga jam 3. Dan, satupun fileku tidak sempat aku revisi karena emang leptop juga sedang dipakai.

Aku termenung. Aku bingung harus gimana. Tiba-tiba hatiku memberontak. Kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang mengerjakan banyak hal itu? padahal itu juga untuk kelompok? mengapa harus aku yang selalu mengalah di setiap saat? Mengapa harus aku dulu yang selalu jadi bahan percobaan? Selalu dimanuti? Kenapa aku?

Fiks. Aku sebel sama diriku sendiri. AKU TERNYATA TIDAK IKHLAS. Hatiku tidak bisa menerima perlakuan itu. Tapi padahal, itu diriku sendiri yang membuat sakit. Aku bukan tipe orang yang easy going ternyata. Sebenarnya ga masalah, mau mereka menyelesaikan tugas mereka dulu. Ga masalah. Tapi apakah mereka juga mikirin tugasku? Apa mereka mikir juga kalau aku juga harus menyelesaikan sama seperti yang mereka kerjakan.

Sayangnya, mereka berfikir aku bisa melakukan semua sendiri, sehingga apapun aku bisa membantu mereka. Padahal sebenarnya aku lemah, aku tidak sekuat yang mereka pikirkan. Tapi yaudahlah. Di kelas juga gitu, dan hampir di manapun.
AKU KUDU MENGALAH. AKU KUDU MENDAHULUKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN. AKU KUDU SABAR. AKU KUDU KUAT. AKU KUDU BISA JADI PENGAYOM.

Aaaaaaaak, banyak yang ingin kutulis. tapi sepertinya airmata ini tidak bisa diajak kompromi. Oke, aku cuma perlu istirahat sejenak. Kabur dari Jogja. Lupakan semua tugas yang menumpuk. Lupakan Pertika. Lupakan lupakan lupakan.

Besok aku juga akan baik-baik saja.:)

Selasa, 13 Maret 2018

HARI KEDELAPAN PPL

14 Maret 2018 (Hari Pi) || (Ultah Ibnu Hartopo)

Hari Rabu, hari ini akan lebih fokus ke bahan ajar Dasar Listrik dan Elektronika dan Perekayasaan Sistem Antena. Oke, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Kata Ibu, kecewa itu tidak apa-apa asal jangan mengecewakan. Eh, ya nggak boleh kecewa juga dong :D




PPL di SMK Negeri 2 Yogyakarta rupanya banyak softskill yang ditingkatkan juga, seperti sabar. You Know? 
 Hidup di dunia itu tidak hanya kita sendiri, kalau tidak bisa beradaptasi dengan baik maka akan mudah terseleksi alam.

Senin, 12 Maret 2018

HARI KE TUJUH PPL

Selasa, 13 Maret 2018

Hari ini seharusnya sudah harus lebih baik dari hari kemarin. Banyak amanah yang harus segera diselesaikan dengan baik. Salah satunya PPG dan kegiatan PPL yang sedang berlangsung ini harus diselesaikan dengan baik.
 Niatkan karena Allah, agar semua yang dilaksanakan membawa berkah :)

Administrasi Guru yang luarbiasa banyak, dimulai dari :

Sumpah/Janji Guru
Kalender Pendidikan
Perhitungan Jam Efektif
Program Tahunan
Program semester
Silabus
Jadwal Mengajar
Agenda Kegiatan Guru
RPP
Daftar Buku/Modul Pegangan Guru dan Siswa
Daftar Hadir Siswa
Daftar Nilai Siswa
Penilaian Akhak
Penilaian Kepribadian
Buku Catatan Pembinaan Siswa
Laporan Prestasi Siswa
Program kegiatan Perbaikan dan Pengayaan
Hasil Perbaikan dan Pengayaan
Kisi-kisi dan Butir Soal
Analisis butir soal dan hasil Evaluasi
Perhitungan Daya serap
Pencapaean target kurikulum
Job Sheet (khusus materi praktek)
Bank Soal

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...