Senin, 11 Maret 2019

13 JANUARI 2019 "(M)UNDUR"


{
.
undur-undur /un·dur-un·dur/ n binatang kecil yang suka membuat lubang seperti kawah di tanah berdebu untuk menjebak (misalnya semut), kalau berjalan selalu mundur. Undur-undur disebut juga sebagai "singanya para semut"

Keren lho! Dulu saat masih kecil aku sebagai pemburu undur-undur. Setiap lantai rumah yang masih berupa tanah kering selalu jadi hunian untuk mereka.

Bahagia memang saat mencari undur-undur, hanya berbekal lidi kecil dan menggelitiki tanah. Undur-undur akan merasa terganggu dan keluar dari sarangnya. Woaw, setiap kali berhasil mendapatkan undur-undur, temanku akan bilang "kita jadi orang kaya! Sudah punya banyak undur-undur, nanti kita jual untuk jadi obat" katanya.

Rumornya, pil-pil obat itu di dalamnya terdapat undur-undur. Dulu, aku percaya saja. Aku lakukan kegiatan memburu undur-undur hingga semua habitatnya musnah. Semua lantai di depan rumah telah menjadi keramik.

Aku kehilangan pekerjaan di masa kecil. Aku kehilangan profesi keren itu. Hingga akhirnya aku berganti profesi untuk menjadi seorang peniup balon. Semua berlangsung cepat.

Dewasa ini, aku selalu bahagia kalau melihat tanah kering dan berlubang kecil. Aku berteriak "Yes, aku menemukan kembali harta karun masa kecilku!". Ini profesi yang sangat menguntungkan pikirku.

Satu hal yang membuatku sedih, benarkah ada yang mau membeli undur-undur ku? Katanya kalau dijual akan menghasilkan banyak uang? Katanya buat bahan obat? "Kalau iya, kenapa tidak ada yang ternak undur-undur" keluhku.

Ahiyaa, ternyata aku hanya rindu masa kecil. Jauh-jauh ke Imogiri hanya untuk menggali undur-undur. Aku lupa, aku bukan anak kecil lagi. Tapi nggapapa :) Pernah sebahagia itu saat menjadi pemburu undur-undur. 😂
.
}
#30HBC
#30HBC1913
#30haribercerita
@30haribercerita

Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...