Senin, 11 Maret 2019

4 JANUARI 2019 "GENDUT"


{
Cerita ini ku dedikasikan untuk masa kecilku. Masa kecil yang biasanya penuh dengan canda tawa dan selalu bahagia. Bagiku, masa kecilku berbeda dari kebanyakan anak. Entah, mungkin ini yang membuat aku tidak percaya diri sejak kecil.
.
Sejak dulu aku berperan sebagai tokoh gajah dalam cerita fabel bersama teman-teman ku. Kalau ada yang jadi kucing, tikus, kelinci, pasti aku selalu jadi gajah. Ya, karena dalam lingkaran pertemanan TK, SD, SMP, SMK, Kuliah, bahkan saat kembali jadi pendidik pun aku masih berperan jadi Gajah. Ya, aku identik gendut.
.
Kalau diingat-ingat, aku tidak ingat sama sekali masa kecilku. Aku tahu cerita masa kecilku dari orangtuaku, mbak, mas, simbah dekat rumah, dan tetanggaku.
.
Kata orang tuaku, dulu pas kecil aku pernah keracunan (meses seres : sebutan mereka) hingga tak ingin hidup lagi, pernah jatuh saat gelantungan hingga tak sadarkan diri, punya penyakit keongen (bahasa kedokterannya aku tidak tau) yang membuat aku tak bisa punya rambut panjang, ketabrak vespa, dls.
.
Dua alasan yang membuat aku tak ingin hidup lagi, penyakitan dan gendut. Alhamdulillah, saat ini diberikan kesehatan namun masih gendut.
.
Bagaimana jika menjadi bagian minoritas dalam lingkaran mu? Minder? Kurang PD? Keterbatasan? Iya, aku minder. Untuk bicara di depan kelas saja harus berfikir 100 x. Tapi setelah masuk usia 16 tahun, aku menemukan diriku. Aku menemukan potensiku. Aku sudah tak malu lagi.
.
Butuh proses panjang untuk menerima perbedaan pada diri sendiri. Mungkin aku akan dengan mudah menerima kondisi orang lain yang berbeda. Tapi jika perbedaan itu pada diriku? Susah. Butuh waktu ± 10 tahun untuk paham tentang itu.
.
Aku jadi paham, gendut, kurus, minus, bahkan ada yang tuna netra, tuna rungu, bukan lagi sebuah kekurangan. Karena aku sadar, kami yang punya label tersebut sebenarnya tidak ingin lahir berbeda. Bagaimana jika di bumi semua orang itu ideal? Sempurna di mata manusia? Tidak akan ada yang bersyukur karena terlahir dengan mata bisa melihat, telinga bisa mendengar.
.
.
.
Hey, bangun. Hidup hanya sekali. Tidak boleh minder hanya karena berbeda dengan kebanyakan orang.:)
.
(KuJugaMauKurusLho)
}
#30hbc 
#30hbc19
#30hbc1904
#30haribercerita

Tidak ada komentar:

Mengakhiri

Sunyi sepi, dan sendiri mengajarkan banyak hal--- paling utama adalah mengenal diri sendiri. ternyata, mengakhiri dengan baik-baik itu leb...